Sebaiknya Almer Faiq Rusyidi Menimbang Ulang Langkah Politiknya di Kadin Jabar

Oleh: Adhi M Sasono, Editor in Chief

Langkah Almer Faiq Rusyidi yang mengklaim terpilih secara aklamasi pada Musprov VIII Kadin Jawa Barat di Podium Hall Plaza Ekalokasari, 24 September 2025, tampaknya perlu ditinjau ulang.

Bukan semata karena dinamika internal organisasi, tetapi karena sinyal-sinyal kuat dari para anggota sendiri yang menunjukkan ketidakpuasan.

Penyegelan kantor Kadin Jabar oleh sekitar 400 anggota—sebuah aksi yang berlangsung tanpa hambatan sedikit pun—adalah indikator paling telanjang bahwa legitimasi kepemimpinan Almer dianggap problematis.

Logika sederhana: jika proses menuju pucuk pimpinan berjalan sesuai AD/ART, tidak mungkin muncul penolakan sebesar itu.

Tidak mungkin pula kantor organisasi disegel oleh anggotanya sendiri. Penolakan yang begitu bulat mengindikasikan bahwa Musprov versi Almer dianggap cacat konstitusi dan tidak mendapat restu mayoritas pemilik suara.

Padahal sejarah bisa berjalan lain. Seandainya Almer bersabar sedikit dan menunggu Musprov resmi di Bandung—yang sejak awal diwacanakan—posisinya hampir pasti tak tertandingi.

Figur Almer dikenal memiliki dukungan luas, tidak berhadapan dengan lawan berat, dan hampir dapat dipastikan melenggang secara aklamasi melalui jalur yang sah.

Bahkan, legitimasi yang ia terima kelak bisa “seribu persen” kuat karena diperoleh lewat jalur organisatoris yang bersih.

Almer sebenarnya sudah diingatkan untuk menunggu kejelasan siapa yang akan menjadi Ketua Umum Kadin Indonesia.

Namun ia memilih melanjutkan Musprov meski berseberangan dengan instruksi. Motif di balik keberaniannya berjibaku bersama Arsjad Rasjid tentu hanya Almer yang mengetahui.

Tetapi keputusan itu kini terbukti berisiko tinggi dan justru membawanya ke dalam pusaran polemik yang lebih rumit.

BACA JUGA: Almer Faiq Rusydi Klaim Dukungan Terhadap Dirinya untuk Jadi Ketua Kadin Jawa Barat Menguat

Belum Terlambat

Padahal, dalam banyak percakapan dengan para senior Kadin, tergambar jelas bahwa Almer Faiq Rusyidi adalah sosok muda yang sebetulnya dapat diterima seluruh tokoh Kadin Jawa Barat.

Ia dianggap memiliki jejaring luas, komunikatif, adaptif, dan memiliki potensi kepemimpinan yang besar.

Banyak tokoh senior yang memandang masa depan Kadin Jabar tak terlepas dari kontribusi generasi seperti dirinya.

Karena itu sesungguhnya belum ada kata terlambat bagi Almer. Justru saat inilah momentum baginya untuk menunjukkan kedewasaan politik dan integritas moral.

Dengan kondisi yang kian mengerucut, pilihan paling arif adalah menyerahkan seluruh proses kepada mekanisme organisasi sesuai AD/ART.

Toh baginya, waktu lima tahun ke depan sangat cukup untuk kembali mencalonkan diri melalui jalur yang sah dan penuh kehormatan.

Kini sikap terbaik bagi Almer adalah menempatkan kepentingan Kadin Jawa Barat di atas ambisi pribadi.

Mendukung pemulihan organisasi agar tetap besar dan relevan dalam pembangunan daerah jauh lebih mulia dibanding memaksakan klaim yang justru memperdalam perpecahan.

Jika ia tetap bersikukuh, bukan hanya Kadin Jabar yang makin terpuruk. Tetapi juga dirinya sendiri yang akan mencatatkan preseden kelam dalam rekam jejak kepemimpinan.

Seorang pemimpin dinilai bukan dari keberaniannya melawan arus, tetapi dari kemampuannya membaca momentum. Menghormati konstitusi organisasi, dan memilih langkah yang menjaga kehormatan semua pihak, termasuk dirinya sendiri. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae