Pabrik Komponen Kendaraan Listrik Jabar Butuh 26 Ribu Tenaga Kerja, Kadin Jabar Persiapkan Ini

KLIKNUSAE.com – Dua perusahaan asal Korea Selatan dan China yang berencana melakukan investasi pabrik komponen kendaraan listrik di Jawa Barat bakal membutuhkan banyak tenaga kerja terampil.

Wakil Ketua Umum Kadin Jabar Koordinator Bidang Industri Teknologi Vokasi SDM dan Energi Hadi S Cokrodimedjo mengemukakan jika investasi ini berjalan, maka Jawa Barat harus siap melahirkan tenaga dengan skill tinggi.

“Kebutuhan tenaga kerja terampil untuk industri komponen kendaraan listrik ini bisa mencapai 26 ribu orang. Sebut saja, Korsel butuh 6.000 tenaga kerja dan perusahaan  China mencapai 20 ribu orang,” kata Hadi saat dihubungi Kliknusae.com, Senin 12 Februari 2024.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja tersebut, lanjut Hadi, pihaknya sudah mempersiapkan langkah-langkah ke depan.

BACA JUGA: Ini Sikap Kadin Jawa Barat Terhadap Kebijakan Pajak Hiburan

Termasuk, mendorong agar MoU Kadin yang sudah ditandatangi dengan pemerintah provinsi Jawa Barat bisa segera dijalankan.

Seperti beberapa program vokasi sebagai sebuah keniscahyaan jika ingin tenaga kerja asal Jawa Barat bisa terserap ke berbagai sektor industri.

“Pertama yang kita ingin dorong supaya bisa direalisasikan dalam waktu dekat adalah terkait dengan Program Upskilling dan Reskilling Guru SMK. Dan, peningkatan leadership kepala-kepala SMK serta pemagangan industri untuk mereka. Termasuk, pengenalan konsep dual system dengan ADAIB Training,” kata Hadi.

Menurutnya, perlu dirancang sebuah kurikulum SMK yang lebih sederhana dan sesuai dengan kebutuhan industri.

BACA JUGA: Wantim Kadin Henry Husada Dukung Realisasi UMP Bagi Pekerja

Meningkatkan Kemampuan Guru

Caranya,  disusun bersama industri,  dimana vokasi Upskilling adalah program untuk meningkatkan kemampuan guru.

“Sedangkan Reskilling adalah pelatihan kemampuan baru bagi para guru SMK untuk bisa mencetak tenaga kerja yang memiliki kompentesi. Khususnya, tenaga  yang diperlukan sektor industri,” katanya.

Sementara itu, Hadi mengakui bahwa saat ini Jawa Barat masih berada di urutan ke-22 secara nasional untuk usia produksi. Dimana, jumlah pengangguran Jabar berada di urutan 2 terbesar.

“Jumlah pengangguran di Jawa Barat itu tercatat ada 1,9 juta. Dan saat ini kontribusi tenaga kerja di Jabar sebesar 55 persen masih didominasi oleh lulusan SMP,” jelas Hadi.

BACA JUGA: Kadin Jabar Ingin Pemilu 2024 Menjadi Momen Kebangkitan Ekonomi Lokal

Oleh sebab itu program vokasi menjadi sangat penting supaya bisa melahirkan tenaga kerja yang berkemampuan tinggi.

"Apalagi saat ini, 12 persen lulusan SMK dan Perguruan Tinggi/Politekni masih menganggur,” tandasnya.

"Tenaga kerja kita kalau dihitung usia produktif banyak, ada 23,8 juta jiwa. Kita harus diperkuat potensi ini," sambung Hadi.

Kualitas Vokasi

Peningkatan kualitas vokasi, kata Hadi, merupakan salah satu tugas dari Kadin Jabar. Dan, merupakan amanat Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi yang mesti dijalankan.

BACA JUGA: Kadin Sebut Anggaran PEN Sudah Rasional, Bisa Membantu UMKM

Oleh karena itu, Kadin Jabar telah membentuk tim koordinasi vokasi.  Yang mana, salah satu tujuannya meningkatkan kapasitas sektor tersebut untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) unggul.

"Karena masalah pendidikan dan tenaga kerja harus nyambung. Misalnya ada investasi mobil listrik di Karawang banyak. Tapi SDM belum ada. Pendidikan, pelatihan harus sesuai industrinya," katanya terkait pabrik komponen kendaraan listrik.

Hadi menilai ekonomi di Jawa Barat saat ini sedang bergeliat, karena hampir 60 persen industri manufaktur berada di wilayah tersebut. Bahkan sekitar 20 persen investasi ada di Jawa Barat.

Terhadap potensi ini, Kadin Jabar telah melahirkan beberapa program kerjasama antara Kadin Jabar dan Pemda Jawa Barat.

Serta, Himpunan Kawasan Industri Jabar  yang diwadahi oleh Kadin Academy yang ada dalam YPSDM Kadin Jabar. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya