Hotel Di Jogja Masih Banyak Yang Belum Terima QR Code PeduliLindungi

KLIKNUSAE.com – Hotel di Jogja (DIY Yogyakarta) masih banyak yang belum menerima email dan password untuk penggunaan QR Code PeduliLindungi.

“Baru 65 persen anggota PHRI yang sudah menerima QR Code PeduliLindungi, tapi sisanya masih banyak yang sudah mengajukan, tetapi belum menerima balasan email password dan user name-nya,” kata Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono ketika dihubungi Kliknusae.com, Senin 11 Oktober 2021.

Menurut Deddy, penggunaan aplikasi PedulilIndungi sebagai syarat perjalanan bagi masyarakat di sektor perhotelan dan restoran di DIY (Yogyakarta) berjalan lancar.

“Sejauh ini berjalan cukup baik ya. Hanya, saja memang belum semua hotel menggunakaan aplikasi ini, karena masih menunggu balasan email,” ujar Deddy.

BACA JUGA: Tak Ada Rapid Test, Okupansi Hotel di Yogyakarta Naik

Sementara itu, terkait kondisi okupansi perhotelan di DIY belum menunjukan kenaikan yang signifikan pasca diberikannya pelomggaran PPKM.

Rata-rata  capaian tingkat hunian hotel baik bintang maupun non bintang di DIY jika diakumulasi hanya di kisaran 35 hingga 40 persen.

Untuk hotel bintang 3 - 5 okupansi mencapai 80% pada  Jumat dan Sabtu. Sedangkan rata-rata harian 40 persen  dari 70 persen kamar yangg dioperasikan sesuai prokes.

Begitu pun dengan hotel bintang 2 ke bawah tingkat hunian kamar pada Jumat-Sabtu mencapai 40% jumat,sabtu,dan rata-rata 20 di hari biasa (weekday).

BACA JUGA: Gelar Table Top di Cirebon, PHRI Yogyakarta Siap Terima Kunjungan Wisatawan

“Pencapaian ini tetap kami syukuri. Sebetulnya untuk hotel di  Jogja sendiri belum baik-baik saja. Sebab beban operasional kita masih tinggi seperti biaya listrik, PBB dan sebagainya,” aku Deddy.

Kenaikan Okupansi Masih Didominasi Hotel Bintang

Okupansi memang sudah mulai bergerak tetapi belum merata apalagi hanya tinggi di akhir pekan.

Sehingga belum  bisa menutupi beban operasional yang tanggungannya sangat besar sekali supaya bisa bangkit.

Puncak okupansi hotel bintang 3 hingga 5 mencapai 80-90 persen di zona Tengah dan Utara, tingkat hunian hotel bintang 2 ke bawah sampai non bintang berkisar 20 sampai 40 persen pada akhir pekan lalu.

BACA JUGA: BPD PHRI Yogyakarta Menolak Perpanjangan PPKM, Ini Alasannya

“Sekarang memang ada kenaikan okupansi, tetapi yang tinggi itu baru di hotel bintang 3-5 saja. Hal ini karena banyak event-event atau MICE dari kementerian di DIY dengan pilihan menginapnya di hotel bintang 3 sampai 5,” ungkap Deddy.

“Yang belum dan masih jadi PR kita adalah hotel bintang 2 ke bawah sampai non bintang, sebab segmen pasarnya adalah wisatawan menengah ke bawah,” lanjutnya.

General Manager Hotel Ruba Grha Yogyakarta ini mengungkapkan pihaknya masih mempunyai beban operasional yang besar dan ditanggung sebagai dampak pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Okupansi Hotel Naik 65 Persen, 66 Ribu Wisatawan Kunjungi Yogyakarta

Sehingga pemasukan yang ada saat ini belum bisa menutup karena belum imbang dengan beban operasional yang ada.

Untuk itu, PHRI DIY meminta keberpihakan pemerintah untuk membantu memberikan keringanan atau potongan harga terhadap biaya-biaya operasional yang besar tersebut.

Biaya-biaya itu, diantaranya seperti diskon tarif listrik, iuran BPJS, keringanan pembayaran PBB dan sebagainya.

“Kami mendesak pemerintah agar bisa segera membuka obyek wisata dengan protokol kesehatan maupun skrining yang ketat. Kita berharap okupansi hotel bintang sampai non bintang di DIY bisa diratakan,” tutup Deddy.

***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya