Karyawan Mogok Kerja, Malah Dikasih Bonus Rp 7 Triliun, Perusahaan Apa Sih
Kliknusae.com - Lazimnya sebuah perusahaan saat karyawan melakukan mogok kerja, biasanya akan melakukan tindakan "represif". Pilihannya masuk list PHK atau dalam catatan tersendiri.
Tapi tidak demikian halnya dengan perusahaan teknologi multinasional Amerika ini. Alih-alih memecat karyawanya yang mogok kerja.
Setelah membagikan bonus senilai US$500 juta atau setara dengan Rp7,05 triliun (kurs Rp14.100 per dolar AS), Amazon kembali 'mengguyur' bonus tambahan buat karyawannya dengan jumlah yang sama, US$500 juta.
Tambahan bonus ini diberikan di tengah kondisi tekanan yang didapat Amazon dari sebagian karyawannya yang mogok kerja di Jerman, salah satu pasar terbesar Eropa. Amazon mengumumkan bonus tersebut pada malam Black Friday.
Sebelumnya, Wakil Presiden Senior Amazon Worldwide Operations Dave Clark mengungkap saat memasuki puncak musim liburan, pihaknya ingin membagikan apresiasi.
"Kami akan menyampaikan penghargaan melalui bonus khusus lainnya, dengan total lebih dari US$ 500 juta untuk karyawan garda depan kami," kata Wakil Presiden Senior Amazon Worldwide Operations Dave Clark dikutip dari CNN.
Clark mengungkapkan pemberian bonus tersebut sebagai bentuk penghargaan atas penjualan Amazon yang melesat selama pandemi.
Amazon telah menjadi salah satu dari sedikit pengecer yang berkembang di tengah pandemi. Perusahaan sedang menanti laporan keuangan. Pendapatan perusahaan diklaim melebihi US$100 miliar untuk pertama kalinya pada kuartal keempat.
Penjualan tersebut membuat rekor Amazon mencapai lebih dari US$370 miliar atau sepertiga lebih tinggi dari tahun lalu.
Sayangnya, kinerja positif tersebut tidak berbuah manis. Sebagian besar karyawan tetap menggelar demo saat Black Friday.
Amazon mengatakan tindakan tersebut tidak akan mempengaruhi pengiriman barang milik pelanggan.
Pasalnya, dia memiliki 26.000 karyawan, termasuk 10.000 pekerja paruh waktu yang menangani pesanan di 16 pusat pemenuhan di seluruh Jerman.
"Mayoritas karyawan melakukan pekerjaan mereka setiap hari," kata Stephan Eichenseher, juru bicara perusahaan.
Sekitar 2.500 pekerja Amazon di Jerman menggelar aksi mogok selama tiga hari mulai Kamis (26/11). Aksi itu dilakukan di tengah melesatnya penjualan saat 'Black Friday'.
Sebelumnya, Black Friday adalah hari Jumat sehari setelah perayaan Thanksgiving. Toko atau pusat perbelanjaan biasanya memanfaatkan momentum ini untuk memberikan diskon besar-besaran atas produk yang dijualnya.
Aksi mogok itu merupakan eskalasi dari sengketa antara pekerja dan Amazon yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Pekerja menuntut perusahaan memberikan bayaran dan kondisi kerja yang lebih baik. (CNNI/adh)