Menpar : Sekolah Tinggi Pariwisata Harus Terapkan Kekhasan Daerah

JELAJAH NUSA - Menteri Pariwisata Arief Yahya ingin menguatkan Sekolah Tinggi Pariwisata di Indonesia dengan ke khas-an daerah masing-masing daerah. Selain itu, juga harus menerapkan kurikulum berstandar dunia. Atau uji kompetensi berstandar Asean yakni  MRA-TP (Mutual Recognition Arrangement for Tourism Professional).

"Jadi, mereka yang lulus bisa diperuntukan menjadi dosen vokasi bidang perhotelan, pariwisata, atau hotel. Bahkan bisa bekerja di negara Asean," demikian disampaikan Menpar menjawab pertanyaan, Jelajah Nusa,Senin (8/10/2018) usai menghadiri acara Wisuda Program Pascasarjana,Sarjana,Diploma IV dan Diploma III Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STP NHI Bandung) Periode Oktober 2018 di Dome Jalan Setiabudhi,Bandung.

Sementara untuk Sekolah Tinggi Pariwisata,lanjut Arief,harus memiliki modal dan kekuatan khas daerah. Politeknik Pariwisata Medan Sumatera Utara,misalnya,lebih mengedepankan Eco Tourism karena memiliki Danau Toba.

"Palembang dengan Sport Tourism-nya karena memiliki Stadion Jakabaring yang bisa menjadi laboratorium. Nah, Bandung kita sepakat pilih culinary karena memang sudah dikenal dengan kulinernya," kata Arief.

Masih ada Lombok yang dipilih sebagai wisata halal. Lalu Makasar menjadi wisata bahari mengingat legenda kapal phinisnya yang sudah sangat dikenal. Dan Bali, menjadi wisata budaya.

"Nah, dengan modal itu kita harapkan nanti STP,Poltekpar dan perguruan tinggi pariwisata lainnya akan menjadi pilihan utama. Dulu, 40 persen lulusan STP bekerja diluar negeri, sekarang tinggal 35 persen saja," ujarnya.

Menteri Arief Yahya memimpin langsung wisuda terhadap 550 mahasiswa STP NHI Bandung dengan tema yang diangkat "Wonderful Digital Graduation Day".

Wisuda terdiri dari 11 mahasiswa Program Pascasarjana, 48 mahasiswa Program Sarjana, 176 mahasiswa Program Diploma IV, dan 315 mahasiswa Program Diploma III.

"Ke depan industri pariwisata akan jadi industri favorit. Karena tidak akan habis bahkan makin berkembang. Karena itu dibutuhkan tenaga-tenaga kepariwisataan yang kompeten di bidangnya," ujar dalam sambutannya.

Dalam kesempatan itu, Menpar Arief Yahya bersama Ketua STP NHI Bandung Faisal memberikan penghargaan kepada 15 wisudawan terbaik. Mereka adalah  mahasiswa yang memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi.

Mahasiswa yang mendapat penghargaan adalah Felicia Tatang (Prodi Administrasi Hotel) dengan IPK 3.88, Fina Rizka Salisa (Studi Akomodasi dan Katering) dengan IPK 3.85, Mira Anindita (Manajemen Bisnis Pariwisata) dengan IPK 3.85, dan Rina Permatasari (Studi Industri Perjalanan) dengan IPK 3.85.

Penghargaan juga diberikan kepada Grace Putri (Manajemen Divisi Kamar), Kenny Cen (Manajemen Tata Boga), Ajeng Innes Maharani Iskandar (Manajemen Patiseri), Febrynahl Fitra Fadilla (Manajemen Bisnis Perjalanan), Dina Anggraini (Manajemen Bisnis Perjalanan), Mely Syarifah (Manajemen Bisnis Konvensi), dan Devi Andita Aprilia (Studi Destinasi Pariwisata).

Kemudian Bella Agustin (Manajemen Pengaturan Perjalanan), Meyla Puspita Sari (Manajemen Destinasi Pariwisata), Ira Novisa (Manajemen Tata Hidang), dan Stanny Dhamayanty (Program Pascasarjana Manajemen Perjalanan Wisata).

Dikemukakan Arief  Yahya, SDM profesional di bidang pariwisata sangat dibutuhkan. Terutama untuk mewujudkan target kunjungan wisatawan. Sebab, pariwisata sudah menjadi industri mainstream. Artinya, sudah menjadi industri yang diandalkan menjadi penghasil devisa terbesar.

"Untuk mengolah SDM pariwisata, dibutuhkan sekolah seperti STP Bandung ini. Karena industri pariwisata makin butuh tenaga SDM yang profesional," tegasnya.

Kemenpar, kata dia, memiliki target kunjungan 20 juta wisatawan asing pada 2019. Dan target perjalanan wisatawan dalam negeri sebanyak 275 juta. Sementara target jumlah devisa Rp 240 triliun dan.

"Kami berharap, pariwisata bisa memberikan kontribusi 15 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB)," tambahnya.

Sementara itu Ketua STP NHI Bandung Faisal mengatakan, STP NHI Bandung sejak lama telah menggunakan standar global. Khususnya dalam pengelolaan sistem pendidikan. Pada tahun 2017 lalu, STP NHI Bandung berhasil mempertahankan predikatnya sebagai salah satu pencetak lulusan Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata berstandar global.

Tahun kemarin juga ditandatanganinya TedQual Certification terhadap 14 program studi pariwisata yang ada di STP NHI Bandung oleh UNWTO dan TedQual Programme Manager. Berlakunya untuk tiga tahun ke depan hingga 2020.

"Diperbaharuinya sertifikasi ini tentu menjadikan setiap lulusan STP NHI Bandung sudah terstandar global. Sehingga daya saing pariwisata Indonesia pun akan semakin terangkat. Ini juga membuktikan bahwa pariwisata sebagai salah satu leading sector perekonomian tanah air," ujar Faisal.

Faisal menambahkan, sertifikasi ini menjadi bukti bahwa STP NHI Bandung merespon arahan Menpar Arief Yahya.  Yakni dapat menetapkan standar global dalam program pendidikan mencetak SDM andal pariwisata.

Selain itu, mahasiswa lulusan STP NHI Bandung dibekali sertifikat kompetensi dari Lembaga Sertfiikasi Profesi (LSP) Pihak Pertama (First Party) STP Bandung. LSP First Party merupakan salah satu unit dari STP NHI Bandung. Unit ini bertanggung jawab melaksanakan sertifikasi profesi pariwisata khusus bagi mahasiswa STP NHI Bandung.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae