Raih Green Card, Disparbud Jabar Dorong Geopark Ciletuh Jadi Destinasi Kelas Dunia

KLIKNUSAE.com — Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Iendra Sofyan, menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong pengembangan kawasan Geopark Ciletuh–Palabuhanratu di Kabupaten Sukabumi.

Hal ini agar kawasan tersebut semakin diminati wisatawan, tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga mancanegara.

Langkah itu menyusul capaian membanggakan kawasan tersebut dengan meraih status Green Card dari UNESCO dalam revalidasi empat tahunan UNESCO Global Geopark (UGGp).

“Tentu saja kami akan terus mendukung kawasan tersebut semakin berkembang ya. Apalagi dengan diperolehnya Green Card, ini menjadi kebanggaan kita semua,” kata Iendra saat dihubungi Kliknusae.com, Selasa 4 November 2025.

Green Card merupakan predikat tertinggi dalam proses revalidasi UNESCO, yang menandakan pengelolaan kawasan dinilai sangat baik dan berkelanjutan.

Tahapan revalidasi itu dilaksanakan pada 30 Juni–4 Juli 2025 oleh dua evaluator UNESCO, yakni Bojan Rezun (Slovenia) dan Zhang Chenggong (Tiongkok).

BACA JUGA: Apa Itu Cincin Api Pasifik di Geopark Ijen, Ini Yang Harus Kalian Tahu

Kado Istimewa

Di sisi lain, Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menyebut capaian ini menjadi kado istimewa bagi peringatan Hari Jadi ke-155 Kabupaten Sukabumi.

“Status ini bukan akhir, melainkan awal dari tantangan baru. Kita harus memastikan pengelolaan Geopark Ciletuh–Palabuhanratu semakin baik," ujar Ade yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Pengelola Geopark Ciletuh–Palabuhanratu (CPUGGp),

Ia ingin melibatkan masyarakat untuk memajukan ekonomi lokal, dan menjaga warisan alam agar tetap lestari untuk generasi mendatang.

Ade menambahkan, prestasi ini bukan hanya kebanggaan Sukabumi, tetapi juga Indonesia.

“Sukabumi kini menjadi bagian dari jejaring geopark dunia yang diakui UNESCO. Capaian ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu mengelola kawasan geopark dengan standar internasional,” ucapnya.

Sementara itu, General Manager CPUGGp, Aat Suwanto, menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi lintas sektor.

“Predikat Green Card ini adalah hasil kerja bersama. Pemerintah, akademisi, komunitas lokal, masyarakat, dan media semua berperan,” katanya.

Menurut Aat, UNESCO menilai Geopark Ciletuh–Palabuhanratu tidak hanya indah secara alamiah. Tetapi juga “hidup dan tumbuh bersama warganya” melalui berbagai kegiatan edukasi, konservasi, dan ekonomi berkelanjutan.

Selain Ciletuh–Palabuhanratu, dua geopark lain di Indonesia juga memperoleh status Green Card. Diantaranya,  Geopark Rinjani di Nusa Tenggara Barat dan Geopark Kaldera Toba di Sumatra Utara. ***

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae