KLIKNUSAE.com - Peran lebih serius pemerintah pusat dan daerah dalam mendorong pertumbuhan industri pariwisata, kini saat dinantikan.
Terutama dalam memberikan stimulus seperti pelatihan, pembangunan infrastruktur, dan penataan regulasi. Hal ini menjadi kunci untuk memberikan lompatan yang diperlukan bagi sektor pariwisata.
"Sangat disayangkan jika industri pariwisata yang menjadi penopang ekonomi bagi komunitas dan pemangku kepentingan terlantar," demikian disampaikan Direktur Pusat Studi Pariwisata Universitas Andalas, Sari Lenggogeni dalam siar persnya, Minggu 7 Januari 2024.
Oleh sebab itu, lanjut Sari, dibutuhkan intervensi yang lebih serius berupa pelatihan, pembangunan infrastruktur, dan regulasi yang mendukung dari pemerintah.
BACA JUGA: DPD PUTRI Jabar Buka ‘Lounge Pariwisata’ di Bandara Kertajati, Begini Bentuk Kerjasamanya
Menurut Sari, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah memiliki peran krusial dalam merumuskan perencanaan manajemen destinasi yang efektif.
Hal ini bertujuan agar eksekusi di lapangan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana induk yang telah ditetapkan.
Dalam konteks konektivitas, Sari menegaskan perlunya kemudahan akses ke berbagai daerah di Indonesia. Upaya ini tidak hanya untuk menghindari penumpukan wisatawan di satu lokasi.
Tetapi juga untuk memberikan peluang yang sama kepada daerah-daerah yang belum mendapatkan perhatian.
BACA JUGA: Pj Gubernur Bey Ajak Pelaku Industri Pariwisata dan Influencer Promosikan BIJB
Minat Wisatawan
Meskipun terdapat peringatan kembali naiknya angka COVID-19, Sari meyakinkan bahwa minat wisatawan untuk melakukan perjalanan masih terus meningkat.
Faktor pemulihan dari pandemi dan tren "revenge tourism" menjadi pendorong utama keinginan wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Sari juga mengamati peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara pada September 2023, yang mencatatkan peningkatan sebesar 52 persen.
BACA JUGA: Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin Dapat Pesan Dari GIPI, Ini Bunyinya
Paling tidak dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Malaysia, Australia, China, dan Singapura menjadi kontributor utama. Khususnya, dalam aktivitas leisure dan perjalanan premium.
Meskipun Indonesia sedang menghadapi tahun politik, Sari tetap optimis bahwa kunjungan wisatawan mancanegara tidak akan terganggu.
Bali dan Lombok masih mendominasi sebagai destinasi favorit. Sementara Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Borobudur menjadi daya tarik utama bagi wisatawan asal China dan Australia.
Utamanya, selama liburan akhir tahun atau perjalanan premium berkepanjangan. ***