PHRI Salatiga Catat Penurunan Okupansi Hingga 20 Persen

JATENG, KLIKNUSAE.Com – Perhimpunan Hotel dan Restoran Salatiga mencatat penurunan kunjungan hotel, restoran dan resort turun hingga 20 % seiring PPKM Mikro di wilayah tersebut.

Meski demikian, PHRI Salatiga mengharapkan adanya kebijakan pembatasan ini yang tidak merugikan pelaku pariwisata seperti hotel dan restoran.

Wakil Ketua PHRI Emmawaty yang juga menjabat GM Grand Wahid Hotel Salatiga mengungkapkan kondisi penerapan PPKM Mikro ini cukup berimbas buruk terhadap okupansi hotel dan restoran.

"Dengan pemberlakuan kembali PPKM Mikro memang berpengaruh ke okupansi hotel dan kunjungan resto sekirar 10-20%," kata Emma, dilansir kliknusae dari rmol, Kamis, 24 Juni 2021.

Kondisi ini hampir sama dialami oleh pelaku pariwisata di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Penerapan PPKM Mikro yang membatasi mobilitas warga, akan berimbas pada terhentinya kegiatan wisata sehingga okupansi terhadap pelaku usaha pariwisata pun menurun drastis.

Dirinya melanjutkan bahwa adanya penerapan PPKM Mikro ini untuk membatasi kegiatan, mulai dari jumlah pengunjung maupun pencegaha terjadinya kerumunan di tempat wisata. Bukan untuk mematikan geliat dan usaha pelaku pariwisata.

"Sepanjang kita bisa mematuhi sesuai Protkes Covid-19, memang kondisi ini berdampak kepada kami pelaku usaha hotel dan restorant dengan PPKM terjadi penurunan/pembatalan pengunjung maupun tamu," terangnya.

Sementara di sejumlah daerah seperti Bantul dan Sleman, sejumlah tempat wisata seperti candi dan situs lainnya ditutup sementara. Sedangkan untuk tempat wisata di Kulo Progo, pihak Pemkab Kulon Progo belum menutup tempat wisata seiring lonjakan kasus positif Covid-19.

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae