Tradisi Pesan Di Secarik Kertas Para Presiden Amerika Yang Lengser
Kliknusae.com - Masing-masing negara memiliki tradisi sendiri dalam pergantian kekuasaan. Begitu pun saat satu presiden berganti ke presiden yang lainnya.
Di Amerika Serikat, sebelum meninggalkan Gedung Putih, mantan Presiden biasanya akan meninggalkan pesan di secarik kertas. Pesan, berapa catatan singkat itu kemudian ditaruh di meja agar bisa dibaca oleh penggantinya.
Nah, mantan presiden AS Donald Trump juga melakukan hal sama dengan menaruh catatan untuk penerusnya, Joe Biden.
Hanya saja, seperti apa isinya, belum diketahui. Bisa saja beberapa hari ke depan pesan Trump akan disampaikan. Atau sebaliknya, cukup menjadi memorial Gedung Putih saja.
Namun juru bicara, Judd Deere, mengonfirmasi beberapa menit sebelum Trump bertolak ke kediamannya di Mar-a-Lago, Florida, pesan itu sudah ditulis.
Selama dua bulan terakhir, Trump sendiri tidak mengucapkan selamat kepada Biden karena yakin kemenangannya di Pilpres AS dicurangi.
Kenyataan itu berbeda dengan apa yang dituliskan oleh Barack Obama, ketika memberi catatan ke Trump pada Januari 2017.
"Kita hanyalah penguasa sementara dari tempat ini," kata Obama dalam surat yang sesuai tradisi, ditaruh di Resolute Desk, dilansir AFP Rabu (20/1/2021) dan dikutip Kompas.
Karena sifatnya sementara itu, Obama menekankan Presiden AS haruslah menjadi pelindung dari tradisi dan institusi demokrasi.
Obama menyatakan tugas presiden adalah melindungi warisan yang sudah diperjuangkan oleh para leluhur mereka.
"Terlepas dari dorongan dan tarikan politik, kitalah yang bertanggung jawab meninggalkan instrumen demokrasi sekuat saat kita menemukannya," kata dia.
Surat Obama itu disebut merupakan salah satu catatan terbaik antara presiden pendahulu dan penerusnya di Gedung Putih.
Surat lain yang disebut begitu bagus adalah ketika George HW Bush, ayah George W Bush, kepada Bill Clinton di 1993.
Dalam suratnya, Bush Senior mengingat lagi "kegembiraan dan kebanggaan" ketika memasuki Ruang Oval pada 1989.
Bush Senior yang meninggal pada November 2018 itu menuturkan, dia berharap Clinton tak ciut hati karena kritik selama menjabat.
"Anda akan menjadi presiden saat membaca surat ini. Saya berdoa Anda dan keluarga sehat. Kesuksesan Anda adalah kesuksesan negara ini. Semoga sukses," ujar dia. (*/adh)