Pariwisata Amerika yang "Remuk" Menunggu Sentuhan Joe Biden
Oleh: Adhi S Wijaya
CALON Presiden Amerika Serikat Joe Biden didampingi wakilnya Kamala Harris baru saja menyampaikan pidato pertama di Wilmington Delaware pukul 20.00 waktu setempat, atau pukul 08.00 WIB, Minggu (08/11/2020).
Dihadapan pendukungnya Joe Biden mengatakan bahwa kemenangannya merupakan milik rakyat Amerika. Ia pun berharap ke depan Amerika segera membaik di tengah ancaman pandemi corona (Covid-19).
Banyak yang berharap dari sosok Joe Biden ini. Tidak saja dalam menyatukan kembali Amerika yang sempat terpecah pasca proses pemilihan berlangsung.
Namun juga bagaimana Biden-Harris sesegera bisa membenahi ekonomi Amerika yang limbung akibat hantaman resesi pandemi.
Salah satunya adalah sektor pariwisata. Ditangan Biden, pertanyaannya kemudian adalah, apakah industri perjalanan yang hancur oleh Covid-19 bisa dipulihkan dalam waktu dekat.
"Salah satu hal terpenting tentang industri perjalanan adalah dampaknya yang besar pada ekonomi," kata Tori Emerson Barnes, wakil presiden eksekutif urusan publik dan kebijakan untuk Asosiasi Perjalanan Amerika Serikat--semacam ASITA-nya Indonesia.
Menurut Barnes, ini tidak cukup nyata seperti manufaktur, tetapi setiap pemerintahan baru atau yang diperbarui perlu memprioritaskannya, karena ini adalah industri yang paling terpukul.
"Industri perjalanan telah menderita hampir 40% kehilangan pekerjaan secara nasional. Hampir empat juta pekerjaan perjalanan telah hilang di AS sejak pandemi, dan jika kami tidak mendapatkan paket bantuan pada akhir Desember, kami akan kehilangan satu juta lagi. Kami membutuhkan tindakan cepat," lanjut Barnes-yang berharap Biden bisa mengatasi masalah krusial ini.
Sejauh ini memang belum terlihat secara konkret konsep yang ditawarkan tim sukses Biden untuk pembenahan pariwisata di Amerika."Tidak ada yang sangat konkret dalam apa yang diusulkan tim kampanye Biden-Harris," kata Henry Harteveldt, salah satu pendiri perusahaan riset dan penasihat industri perjalanan, Atmosphere Research.
Mengendalikan Pandemi
Selama bertahun-tahun, industri penerbangan AS membutuhkan peningkatan bandara dan peningkatan infrastruktur, tetapi bagi Harteveldt, satu-satunya hal yang penting saat ini untuk industri tersebut adalah mengendalikan pandemi.
"Industri perjalanan bergantung pada lingkungan kesehatan publik yang cukup aman bagi orang untuk merasa nyaman saat bepergian," katanya.
"Apakah akan tersedia tes Covid-19 hasil cepat yang akurat yang akan mengurangi atau menghilangkan perlunya pembatasan atau karantina pada saat kedatangan? Akankah pelancong merasa cukup percaya diri untuk melakukan perjalanan - terutama perjalanan internasional - jika mereka khawatir tentang bagaimana tujuan mereka mengelola virus?
"Jika seorang Amerika di Eropa berencana pulang ke AS untuk Thanksgiving, apakah mereka masih ingin melakukan perjalanan itu sekarang?"
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang harus dijawab Biden-Harris ketika sudah duduk di Gedung Putih kelak.
Brett Snyder, pendiri dan penulis blog industri penerbangan Cranky Flier, setuju secepatnya sektor pariwisata menjadi prioritas 100 hari kerja Biden.
"Industri perjalanan membutuhkan dua hal. Pertama, perlu mengendalikan krisis Covid dengan lebih baik, dan kemudian perlu membuka perbatasan. Itu berjalan seiring. Jadi menurut saya prospek pembukaan kembali perbatasan lebih cepat kemungkinan besar akan lebih baik dengan Presiden Biden, " katanya.
Snyder mengatakan Uni Eropa, diikuti oleh Inggris, harus menjadi prioritas untuk membuka perbatasan.
"Ada cara untuk bekerja dalam menguji rezim, mencoba dan mengurangi krisis dan bekerja menuju pembukaan kembali perbatasan sehingga orang dapat mulai bepergian. Kami telah menempatkan diri kami di tempat yang sangat buruk, tetapi di bawah Presiden Biden, saya pikir pendekatan yang kurang bermusuhan akan Jadi lebih baik," harapnya.
Masih kata Harteveldt, ia melihat potensi perubahan terkait perbatasan lainnya di bawah kepresidenan Biden."Ini tidak mungkin terjadi di bawah pemerintahan Trump, tetapi maskapai penerbangan AS akan sangat menyukai perjanjian 'langit terbuka' dengan China" - di mana pemerintah memberi maskapai penerbangan dari kedua belah pihak hak tak terbatas untuk terbang di antara keduanya - kata Harteveldt.
Bagi penumpang, hal ini dapat mengurangi tarif dengan meningkatkan kapasitas, dan dapat membuka rute dari bandara regional ke kota-kota besar di China.
Untuk maskapai penerbangan, ini akan membuka kapasitas kargo - terutama penting pada saat jumlah penumpang berada pada titik terendah dalam sejarah.
"Jika pemerintahan Biden memiliki pandangan yang lebih kooperatif, mungkin kita akan melihat kerangka kerja untuk kesepakatan yang dibuat dalam empat tahun," kata Harteveldt.
Disamping China, kemenangan Biden membawa harapan besar untuk kembali membuka jalur wisatawan dari Timur Tengah, khususnya negara-negara muslim.
Dibawah kemimpinan Trump yang lalu ada kebijakan larangan terhadap pengunjung dari berbagai negara mayoritas Muslim.
"Ada kebijakan Trump yang telah mempersulit perjalanan, dimulai dengan larangan bagi orang-orang yang datang dari negara-negara mayoritas Muslim, dan membuatnya lebih sulit untuk mendapatkan visa untuk datang ke Amerika," katanya.
Barnes sepakat dengan apa yang disampaikan Herteveldt; "Saya pikir, selain Covid, masalah pemrosesan visa dan kemampuan pengunjung untuk masuk ke AS pasti akan lebih mudah di bawah pemerintahan Biden," katanya.
(Dirangkum dari berbagai sumber)