Batik Merak Ngibing Akan Menjadi Custom Pesona Garut Intan Carnival
Kliknusae.com - Pesona Garut Intan Carnival yang memasuki usia ke-5 tahun ini akan tampil dalam konsep yang berbeda. Meski dari rundown acara dipadatkan menjadi satu hari, namun even tahunan tersebut diperkirakan tetap menawarkan pesona tersendiri.
"Kami terus mencoba untuk menambah peserta yang akan tampil di event ini. Tahun-tahun sebelumnya mereka kan datang dari Ciamis, Tasikmalaya, Subang dan Bandung. Nah, tahun ini respon dari beberapa daerah lainnya juga cukup tinggi,namun karena adanya keterbatasan anggaran di masing-masing daerah, kemungkinannya tidak semua bisa hadir di event kali ini," demikian disampaikan Direktur Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Garut, Irno Sukarno ketika dihubungi Kliknusae.com,Rabu (9/10/2019).
Menurut Irno, pada awalnya "Garut Intan Carnival" merupakan salah satu mata acara dalam rangkaian Helaran Hari Jadi Garut yang kini telah 2 tahun menjadi 100 Calender of Event dari Kementerian Pariwisata RI.
Namun pada pelaksanaan ketiga, atau tepatnya tahun 2017 gelaran Carnaval tersebut dipisah dan dijadikan ajang kegiatan untuk memperingati Hari Pariwisata Sedunia (27 September) sekaligus memeriahkan Hari Batik Sedunia (2 Oktober), sehingga pada pelaksanaan 2017 dan 2018 dilaksanakan antara rentang waktu tersebut.
Baru pada pelaksanaan tahun ini, karena satu dan lain hal baru akan dilaksanakan pada 19 Oktober 2019.Itupun hanya akan dilaksanakan satu hari saja dari biasanya berjenjang 3 kali kali kegiatan.
"Sekarang kita padatkan dalam satu hari. Mulai dari Workshop Fashion Desainer untuk memberikan pembekalan pada para calon peserta baik desainernya maupun modelnya. Kemudian, dilanjutkan dengan grand final penjurian, yakni penilaian konsep dan rancangan berikut hasil karyanya sebelum digelarkan dalam Carnaval diatas runway (jalan raya)," papar Irno.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa kegiatan "Pesona Garut Intan Carnival" ini terinspirasi oleh Jember Fashion Carnival (JFC).Namun semenjak awal yang diharapkan menjadi pembeda dari kegiatan ini ada beberapa hal yakni;
- Mengutamakan bahan dari potensi lokal, seperti Akar Wangi dan Sutra (Garut), Mendong dan Bordel (Tasikmalaya), Bambu (Ciamis), dan sebagainya.
- Memfasilitasi bahan dari daur ulang, seperti Tas Keserek, Bekas Kemasan Makanan/Minuman Instan, limbah serutan kayu.
- Senantiasa menonjolkan Batik, baik sebagai Kain Batik (Cap atau Tulis) maupun sebagai Motif, setidaknya 40% dari keseluruhan bahan sebagai upaya memperingati dan melestarikan Kain Batik yang telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO.
- Thema kegiatan hanya sebagai panduan bagi Peserta dalam merancang dan membuat Costum Carnaval tanpa memberikan atau mengarahkan secara lebih teknis kepada Para Peserta, sehingga unsur Kreatifitas Personal lebih menonjol dalam kegiatan ini.
Hanya pada tahun ini saja dukungan agak kurang signifikan. Namun demikian kondisi ini justru menjadi pemicu bagi pelaksana, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut beserta stakeholder untuk menjadikan event ini sebagai "pendamping" Gebyar Pesona Budaya Garut dalam event 100 Calender of Event dari Kementerian Pariwisata RI.
Dalam "Pesona Garut Intan Carnival" selain kegiatan Carnaval Costum itu sendiri, juga disajikan Defile Uniform Batik yang biasa diikuti oleh Instansi atau Lembaga karena minimal Peserta berjumlah 10 orang.
Digelar juga kegiatan penguat lainnya yakni Lomba Fotografi (Hobby maupun Profesional) untuk mengangkat dan memviralkan kegiatan pada saat pelaksanaannya, serta dimeriahkan pula dengan Bazzar aneka produk kreatif berupa Fashion, Kuliner maupun Kepariwisataan.
Sedangkan untuk Thema Kegiatan, yakni "Dancing Peacock" (Merak Ngibing) sebagai Motif Batik Khas Jawa Barat, yang dimaksudkan bahwa konon, Burung Merak ini merupakan hewan dari surga yang diturunkan berbarengan dengan Nabi Adam AS.Disisi lain, Parahyangan (termasuk Kabupate Garut didalamnya) adalah daerah atau kawasan "yang diciptakan tatkala Tuhan sedang tersenyum.
Dikemukakan Irno, panitia telah memberikan klu kepada peserta bahan seperti apa yang harus dikenakan data mengikuti karnaval.
Para peserta Pesona Garut Intan Carnival telah diberkan klu (kata kunci) untuk costum creative. Dimana ada tiga kelompok costum yakni;
- Batik (40%) selebihnya Bahan Bebas
- Batik (40%) selebihnya Bahan Potensi Unggulan Lokal (Akar wangi, Mendong, Bambu, Sutra, Bordel, dsb)
- Batik (40%) selebihnya Bahan Daur Ulang
"Disini unsur kreasi dan hand-made lebih diutamakan," kata Irno.
Sedangkan run-way yang digunakan sebagai cat-walk, seperti juga pada tahun-tahun sebelunya yakni dimulai dari Daerah Persiapan di Jl.Bank - Start dari depan Makodim - berbelok ke kiri arah Jl.A.Yani - menuju Jl.Ciledug - masuk ke Jl.Siliwangi hingga Jl.Dewi Sartika - dan masuk lagi ke arah kanan ke Jl.A.Yani hingga Finish berakhir di Lapang Basket Makodim 0611 Garut.
"Kalau pada pelaksanaan tahun lalu jarak yang dilewati peserta karnaval hanya 1 km saja, tahun ini kita tambah menjadi 2 km," jelas Irno.
Kegiatan ini nantinya akan memperebutkan piala bergilir Gubenur Jawa Barat untuk kelompok ataupun
penilaian tertinggi dari juri yang merupakan akademisi, designer, pengamat mode, dan aparatur.
(adh)