Uji Kompetensi Pemandu Geowisata Pertama di Indonesia

Kliknusae.com - Sebagai tindak lanjut dari Asia Pacific Geoparks Network (APGN) Symposium 2019 yang digelar di Lombok, NTB awal September lalu, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) menyelenggarakan sertifikasi SDM Kemaritiman Uji Kompetensi Pemandu Geowisata di Lombok, NTB, Selasa (17/9/19). Acara pun dipimpin langsung Asisten Deputi Pendidikan dan Pelatihan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman TB Haeru Rahayu.

Seperti disitat dari laman kominfo.go.id, Asdep TB Haeru Rahayu mengungkapkan, Uji Kompetensi itu ditujukan untuk memberikan lisensi sebagai Pemandu Geowisata (Taman Bumi) pertama di Indonesia.

"Jadi ini adalah kegiatan tindak lanjut pasca diselenggarakannya APGN. APGN itu kan yg terkait dengan global geopark/ Unesco Global Geopark (UGG). Nah sukses dari sisi itu kita ada 5 geopark internasionalnya. Tapi selanjutnya kan harus diikuti dengan follow up peningkatan SDM-nya. Karena itu objeknya adalah wisata, kalau wisata maka butuh pemandu wisata. Nah hari ini kita akan melakukan uji kompetensi kepada 78 pemandu agar mendapatkan lisensi pemandu geowisata pertama di Indonesia," ungkapnya.

Asdep TB Haeru menjelaskan, untuk mendapatkan lisensi tersebut, para pemandu harus paham kompetensinya di bidang pengetahuan, keterampilan dan attitude. Untuk kompetensinya ini sendiri, sudah diberi pelatihan pada saat APGN, seperti misalnya paham tentang kompetensi terkait dengan geologis harus paham. Kemudian harus paham terkait dengan lingkungan kebersihan dan seterusnya, paham terkait dengan bagaimana me-manage public service (adat, budaya, dst) dan juga paham dalam menyampaikan informasi mulai dari gaya berbicara, intonasi, dan seterusnya.

"Intinya saat turis datang, turis itu akan mendapatkan penjelasan informasi segamblang-gamblangnya, sedetail-detailnya dengan jelas, dan turis tersebut merasa happy selama perjalanan dan saat mendapatkan penjelasan tersebut, dan dia akan menceritakan kembali ke teman-temannya dan mengundang mereka untuk datang ke sini," jelas Haeru.

Lebih lanjut Haeru menuturkan, "Dalam hal ini kita kerja sama dengan dinas pariwisata dan pemda. Dia sudah latih itu sebanyak 78 orang itu. Nah sekarang Kemenko Maritim mengambil alih untuk lisensinya supaya dia tuntas. Karena misal umpama kalau bisa bawa mobil tapi tidak ada SIM kan ditilang, sama halnya pemandu, harus ada lisensi supaya aman," tuturnya.

Terkait lisensi ini, Haeru menyampaikan, dibutuhkan asesor penguji. Untuk itu, Kemenko Maritim bekerjasama dengan LSP Pramindo. Namun asesor yang tersedia belum mencukupi, yakni baru 2 orang saja.

"Asesornya itu baru 2. Sekembalinya kami nanti ke Jakarta, kami akan coba koordinasi dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) supaya ada asesornya. Karena ini kalau mereka ada halangan kan susah, padahal ini Rinjani nanti ada Toba dan lain-lain. Ada 5 yang harus diperhatikan seperti ini. Kalau masing-masing misal ada 78 orang pemandu begitu, nah ini butuh asesor, kalau nunggu 2 asesor, kapan selesainya? nah ini yang jadi persoalan. Di kita ini persoalannya jumlahnya, orangnya ada, tapi kuantitasnya yang menjadi persoalan," paparnya.

Karena itu, Asdep TB Haeru berharap sesegera mungkin asesor bertambah, mengingat pentingnya pemandu geowisata untuk kemajuan pariwisata di Indonesia.

"Karena pemandu ini merupakan duta Bangsa Indonesia atau setidaknya duta di daerah tempat ia melakukan tugasnya. Ia jadi tumpuan harapan wisatawan, perusahaan yang mempekerjakannya, bahkan daerah atau negara tempat ia bekerja," tutup Haeru.*** (IG)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae