Beberapa Negara Mulai Keluarkan Travel Advice Ke Hongkong
Klik nusae- "This travel advice has been reviewed. You may encounter demonstrations or protests. Avoid large public gatherings, as they may turn violent. The level of our advice has not changed - exercise normal safety precautions," demikian tulis laman smartraveller.gov.au milik Pemerintah Australia terkait unjuk rasa anti RUU Ekstradisi di Hong Kong.
Australia adalah salah satu negara yang mengeluarkan Travel Advice bagi warganya yang berada di Hongkong. Kekhawatiran masih akan berlangsung menyusul rencana akan digelarnya unjuk rasa warga Hongkong, Minggu (15/6/2019).
Warga Hong Kong berbondong-bondong melakukan demo besar pada Minggu (9/6) dan Rabu (12/6) menolak RUU Ekstradisi karena dinilai tidak sesuai prinsip demokrasi.
Sementara pemerintah membutuhkan UU ini supaya Hong Kong tidak jadi tempat pelarian buron dari China.
Terkait demonstrasi yang sampai melibatkan 1 juta orang ini, sejumlah wilayah pun terdampak termasuk beberapa tempat turis.
Sejumlah daerah yang dilewati pendemo adalah kompleks pemerintahan Hong Kong, Civic Square dan Tim Wa Avenue.
Tiga 3 negara pun sudah mewanti-wanti warga negaranya untuk tetap siaga apabila sedang berada di Hong Kong.
Inggris misalnya, mengimbau warganya untuk tetap mengikuti instruksi pihak yang berwajib dan berdampak pada sejumlah fasilitas dan transportasi publik.
"The situation remains unpredictable and you should avoid these demonstrations. Further demonstrations may take place in the coming weeks and you should be aware that such demonstrations can close off large sections of the city and affect public transport. You should remain vigilant and follow the advice of local authorities," tulis laman Gov.uk.
Begitupun dengan pemerintah Kanada. Mereka mengimbau warga Kanada di Hong Kong terkait demonstrasi yang belakangan terjadi.
Para WN Kanada harus bertanggung jawab pada keselamatannya masing-masing dan melapor ke kedutaan apabila terkena dampak yang berbahaya.
Pemerintah Australia, melalui laman smartraveller.gov.au juga mengimbau WN Australia di Hong Kong yang dekat dengan daerah terdampak untuk memantau media setempat dan menghindari tempat berkumpul demonstran. Informasi ini dikeluarkan sejak 12 Juni 2019 dan masih berlaku hingga saat ini.
Pemerintah Indonesia melalui KJRI Hong Kong pun sudah mengimbau WNI untuk mengindari lokasi demonstrasi.
Pelaksana Konsul Jenderal RI di Hong Kong Mandala S Purba mengatakan bahwa WNI sebaiknya tidak berada di wilayah Amirality dan Central yang menjadi pusat para peunjuk rasa.
"Sedapatnya menghindari wilayah Admirality dan Central yang menjadi pusat penumpukan massa," kata Pelaksana Konsul Jenderal RI di Hong Kong Mandala S Purba, dikutip dari Antara, Rabu (12/6).
Ditambahkan urba, sedapatnya WNI di Hongkong tidak keluar dari kediaman bila dirasakan tidak ada hal-hal yang mendesak.
Traveler yang berada di Hong Kong pun sebaiknya menghindari pergi ke tempat umum khususnya daerah terdampak.
Selalu lapor kepada pihak KJRI atau perwakilan Indonesia apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau mengancam keselamatan.
Sebelum ditemukan solusi yang diinginkan warga Hongkong, unjuk rasa diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan.
(adh/dtk)