Masyarakat Jabar Pilih Singapura–Malaysia untuk Trip Perdana, Gen Z Mulai Geser ke Jepang–Korea
KLIKNUSAE.com — Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jawa Barat, Daniel Guna Nugraha, memotret perubahan pola perjalanan luar negeri masyarakat Jabar.
Menurutnya, destinasi favorit warga Jabar—terutama Bandung Raya—mengalami pergeseran seiring frekuensi perjalanan dan kelompok usia.
“Umumnya, kalau pertama kali keluar negeri, mereka memilih Singapura atau Malaysia,” ujar Daniel saat dihubungi Kliknusae.com, Selasa, 2 Desember 2025.
Dua negara terdekat itu dianggap paling aman, mudah, dan murah untuk pemula.
Namun, setelah dua hingga tiga kali bepergian ke Singapura dan Malaysia, preferensi wisatawan mulai bergeser.
“Mereka cenderung menuju Jepang atau Korea. Terutama generasi muda atau Gen Z,” katanya.
Menurut Daniel, minat kaum muda terhadap budaya pop, kuliner, dan pengalaman digital-friendly membuat Jepang dan Korea menjadi magnet tersendiri.
Sementara itu, pola berbeda terlihat pada segmen wisatawan dewasa, terutama ibu-ibu. Bangkok dan Vietnam masih menjadi destinasi populer bagi kelompok ini untuk perjalanan luar negeri.
Turki dan China
“Kalau mereka punya budget lebih, biasanya memilih Turki atau wilayah China,” ujarnya.
China bahkan kini menjadi pilihan kedua setelah Singapura–Malaysia. Selain menawarkan destinasi beragam, negara itu dianggap lebih hemat.
“China lebih murah karena kemungkinan banyak mendapatkan subsidi dari pemerintahnya, sehingga tiket pesawat bisa lebih murah,” kata Daniel.
Meski begitu, ada satu tujuan yang tetap berada di puncak daftar perjalanan luar negeri masyarakat Jabar, yakni umrah.
“Kalau ditanya tujuan utama orang Jawa Barat ke luar negeri, yang paling utama umrah dulu sih,” ungkapnya.
BACA JUGA: Tips Beriwisata Saat Musim Banjir
Paket Umrah
Ia menyebut banyak jemaah Jabar melakukan umrah lebih dari sekali. Paket umrah rata-rata sekitar 30 jt-an. Dan paket ke Eropa mulai 30-50 jutaan.
Sedangkan untuk pasar wisata premium biasanya memilih Kapal Cruise keliling Eropa, Amerika, Alaska bahkan ke antartika dengan udget antara 80-100 juta.
Sekarang trend wisatawan Jabar mencari destinasi yang Ramah Muslim (Halal). Hal ini, karena negara-negara tujuan wisatawan berlomba -lomba menjaring wisatawan asal Indonesia yang mayorotas muslim.
Dengan anggaran sekitar Rp30 juta, mereka bahkan bisa sekalian mengeksplor Eropa Barat.
Secara historis, Daniel juga menyebut hubungan panjang Indonesia dengan Belanda ikut memengaruhi peta perjalanan.
“Sejak kolonial Belanda, berarti Belanda adalah negara yang paling banyak dikunjungi orang Indonesia,” katanya.
Setelah Belanda, destinasi favorit berikutnya adalah Belgia, Prancis, Jerman, dan negara Eropa Barat lainnya, lalu berlanjut ke Eropa Timur.
“Contohnya ke Praha, Ceko, Rumania, Austria, dan yang lainnya,” paparnya. Baru setelah itu biasanya mereka memilih Rusia.
Paket perjalanan ke Eropa jarang berhenti pada satu negara. Wisatawan Indonesia, kata Daniel, cenderung memaksimalkan perjalanan.
“Biasanya orang Indonesia akan stay tiga hari di Belanda, kemudian bergeser ke negara lain. Mereka umumnya mengeksplor lima sampai enam negara dalam satu kali kunjungan,” jelasnya.
Dengan harga tiket yang mahal, wisatawan umumnya mengambil paket perjalanan sekitar 10 hari agar kunjungan lebih optimal. ***

Daniel Guna Nugraha, Ketua DPD ASITA Jawa Barat. (Foto: Ist)