Pesan Terakhir Paus Fransiskus Buat Gen Z, Dengarkan dan Jangan Buru-buru Menanggapi
KLIKNUSAE.com - Pada sebuah hari yang tenang di awal Januari 2025, di dalam kediamannya di Roma, Paus Fransiskus merekam sebuah pesan sederhana namun mendalam.
Saat itu, tidak banyak yang tahu bahwa rekaman ini akan menjadi salah satu warisan terakhirnya untuk dunia, terutama bagi kaum muda generasi Z (Gen Z).
Dalam video yang direkam pada 8 Januari 2025—hanya beberapa minggu sebelum beliau menjalani perawatan di Rumah Sakit Gemelli—Paus Fransiskus berbicara dengan kehangatan yang khas.
Matanya berbinar penuh harap, suaranya lembut namun penuh keyakinan.
Ia menyampaikan pesan kepada peserta "Lokakarya Mendengarkan". Sebuah inisiatif di Italia yang diprakarsai oleh Luca Drusian.
Acara ini, bertujuan mempertemukan kaum muda dan orang dewasa dalam dialog yang tulus.
"Anak-anak laki-laki dan perempuan terkasih," ucapnya dengan penuh kasih sayang.
"Salah satu hal terpenting dalam hidup adalah mendengarkan dan belajar cara mendengarkan," sambung Paus.
Paus Fransiskus menekankan bahwa mendengarkan bukan sekadar menunggu giliran berbicara.
Ia mengingatkan pentingnya membiarkan lawan bicara menyelesaikan ucapannya tanpa tergesa-gesa menyela. Baru setelah memahami sepenuhnya, barulah tanggapan diberikan. Itu pun jika dianggap perlu.
"Perhatikan orang-orang dengan saksama," lanjutnya.
"Sering kali, orang tidak benar-benar mendengarkan. Di tengah-tengah penjelasan, mereka sudah menyiapkan jawaban. Itu tidak membantu perdamaian. Dengarkan, dengarkanlah banyak-banyak," pesannya.
BACA JUGA: Leonardo DiCaprio Cocok Untuk Duta Wisata Labuan Bajo
Misa Requiem
Kini, video itu—yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya—dirilis oleh majalah mingguan Italia Oggi pada Minggu, 27 April 2025. Sehari setelah Misa Requiem untuk mengenang beliau.
Pesan penuh makna ini terasa kian relevan di tengah suasana duka dan harapan saat ratusan ribu remaja berkumpul di Roma untuk merayakan Yubelium Remaja.
Lapangan Santo Petrus dipenuhi sekitar 200.000 orang. Semua bersatu dalam doa, kenangan, dan tekad untuk meneruskan ajaran sang Paus tentang kerahiman dan kedamaian.
Dalam Misa tersebut, Kardinal Pietro Parolin mengundang kaum muda untuk menghidupi ajaran Paus Fransiskus. M enjadi pribadi yang penuh belas kasih, memperbaiki hubungan antar manusia, dan memperjuangkan perdamaian dunia.
Kini, pesan itu menjadi wasiat moral. Terutama, disaat dunia seda ng bising dan penuh perselisihan.
Untuk itu, mendengarkan dengan sepenuh hati adalah jalan menuju perdamaian. ***