Kunjungan Wisatawan ke Pulau Seribu Turun 80 Persen, Ini Penyebabnya
KLIKNUSAE.com - Sektor Pariwisata di Pulau Seribu, Kepulauan Seribu, Jakarta sedang mengalami pukulan berat. Jumlah wisatawan yang biasanya memadati kapal-kapal tradisional di Pelabuhan Kali Adem kini anjlok hingga 80 persen.
Biasanya menjelang libur Natal dan Tahum Baru kawasan ini merupakan salah satu tujuan favorit wisatawan untuk berlibur.
Dari catatan yang ada, memasuki bulan Desember kapal-kapal tradisional tak kurang dari 15-20 ribu mengangkut wisatawan ke Pulau Seribu.
"Tahun ini, jumlahnya baru mencapai 6.000," ujar Juanto Bayu Setya, pemimpin operator kapal tradisional di pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara (Jakut), Sabtu 28 Desember 2024.
Penyebab utama turunnya wisatawan ke Pulau Seribu, kata Juanto, akibat banjir rob yang melanda kawasan Muara Angke.
Penurunan ini, lanjut Juanto, juga diperparah oleh prediksi cuaca buruk dari BMKG yang membuat calon pelancong berpikir dua kali sebelum berangkat.
"Kalau kondisi normal, biasanya kunjungan wisatawan bisa tembus belasan hingga puluhan ribu sejak tahun 2014. Tetapi situasi banjir rob dan pandemi sebelumnya mengubah segalanya," akunya.
Dampaknya terasa nyata pada operasional kapal. Kapal berkapasitas 150 hingga 300 penumpang kini hanya diisi segelintir orang.
"Hari Sabtu seperti ini biasanya ramai dengan 2.000-2.500 penumpang. Tapi tadi hanya 900 hingga sore," keluh Juanto.
BACA JUGA: Tiket Pesawat Turun Menjelang Libur Nataru, Hanya Rp.600 Ribu Denpasar-Jakarta
Infrastruktur Jadi Sorotan
Juanto berharap pemerintah DKI Jakarta segera mengambil langkah strategis untuk memperbaiki akses infrastruktur menuju Pelabuhan Muara Angke.
Menurutnya, kondisi pelabuhan sudah cukup memadai dengan standar internasional, tetapi akses jalannya masih jadi kendala besar.
"Kami berharap akses jalan ini diperbaiki. Pelabuhan sudah bagus, pelayanan juga oke. Tapi jalanan menuju sini membuat wisatawan enggan datang—kemacetan, banjir rob, dan banyak masalah lainnya," tuturnya.
Momentum akhir tahun yang biasanya menjadi puncak kunjungan wisatawan kini berubah menjadi masa suram.
Ruang tunggu yang biasanya penuh sesak kini sepi. Kapal-kapal tradisional lebih banyak bersandar tanpa aktivitas berarti.
"Biasanya di malam pergantian tahun, angka kunjungan bisa mencapai 4.000-5.000 wisatawan. Sekarang, hingga tanggal 28 Desember, baru 900 orang. Minggu lalu malah lebih memprihatinkan, hanya 550 penumpang," pungkas Juanto dengan nada getir.
Kondisi ini menjadi sinyal serius bagi pemerintah untuk segera bertindak, agar banjir rob dan infrastruktur buruk tak terus menenggelamkan denyut pariwisata Kepulauan Seribu. ***