Turki Bersiap Untuk Menyambut Wisatawan Asal Rusia

BANDUNG, KLIKNUSAE.COM – Setelah tutup selama dua puluh bulan, Turki mulai membuka akses wisata untuk turis asal Rusia.

Turki telah menutup akses wisatanya selama dua puluh bulan, lantaran pandemi. Kini, di Ananas Hotel, pesisir Mediterania, tampak persiapan staff hotel menyambut turis Rusia. Kolam diisi, kamar dibersihkan, dan kursi berjemur dipasang berjarak.  

Hotel di wilayah Antalya bersiap untuk buka kembali setelah Rusia mencabut pembatasan penerbangan ke negara tersebut. Pelaku pariwisata berharap sektornya yang menjadi pendapatan utama negaranya itu mengalami pemulihan.

Murat Ozbalat, manajer umum Hotel Ananas di kota resor Alanya mengungkapkan rasa senangnya terkait kedatangan turis Rusia.

"Kami sudah tutup selama sekitar 20 bulan. Kami cukup senang dengan pencabutan pembatasan penerbangan oleh Rusia," kata Murat, dikutip Kliknusae dari AP, Jumat, 9 Juli 2021.

Ia mengungkapkan bahwa wisatawan asal Rusia merupakan delapan puluh persen dari total tamunya.

"Pencabutan pembatasan tambahan secara bertahap dari Eropa memberi kami harapan untuk sisa musim 2021." kata Murat.

Pariwisata Dihantam Pagebluk

Pariwisata Turki mengalami penurunan yang parah. Otoritas pariwisata Turki mencatat, pada 2019, sektor ini menyumbang US$34,5 miliar dengan okupansi hampir 52 juta pengunjung. Pada tahun 2020, jumlah wisatawan turun 69 persen dan pendapatannya hanya mencapai US$12 miliar.

Hamit Kuk, anggota asosiasi agen perjalanan Turki mengatakan bahwa dibukanya wisata tak lain karena kerugian yang besar.

"Kita berbicara tentang ... sektor yang telah menganggur selama setahun. Ada kerugian lebih dari US$20 miliar," kata Hamit Kuk dari Asosiasi Agen Perjalanan Turki.

Baca Juga: Sandiaga Bantah Kelangkaan Oksigen, Keadaan di Lapangan Berbanding Terbalik

Negara tersebut bergantung pada sektor pariwisata. Presiden Tayyip Erdogan berulang kali memberikan seruan pentingnya musim wisata tahun ini.

Seorang wisatawan asal Jerman yang tengah berlibur di resor Side, Renata Malzahn mengatakan bahwa dirinya menyadari Turki sangat membutuhkan wisatawan.

Peringatan perjalanan dipicu oleh lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut yang menyentuh angka 63 ribu pada awal tahun. Akibatnya, Inggris dan Prancis memasukan Turki ke dalam daftar merah perjalanan. Yang mana, mengharuskan wisatawan yang kembali untuk melakukan karantina. Tak hanya itu, Rusia juga menangguhkan penerbangan ke Turki pada April lalu.

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae