Tujuh Aspek Prioritas Pengembangan Desa Wisata Kemenparekraf, Apa Saja?

JAKARTA,KLIKNUSAE.com - Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan ada tujuh aspek dalam desa wisata yang akan jadi fokus pengembangan Kemenparekraf.

Desa wisata ini nantinya diharapkan bisa menjadi salah satu motor penggerak perekonomian masyarakat.

Sandi menjelaskan, ketujuh aspek tersebut adalah kategori-kategori yang diperlombakan di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

“ Apa saja, yakni homestay, toilet, suvenir, desa digital, CHSE, konten kreatif, dan daya tarik,” kata Sandiaga,  dalam acara "Bimtek dan Workshop Online ADWI 2021 untuk Wilayah III" yang berlangsung secara daring, Sabtu 24 Juli 2021.

BACA JUGA: Pengamat: Desa Wisata Bisa Jadi Andalan Pariwisata Tanah Air

Ketujuh kategori ini merupakan aspek-aspek yang menjadi istilahnya sebagai tampak depan, tampak samping, tampak belakang, dan tampak dalam dari desa wisata.

“Hal ini yang akan kita pastikan untuk diperbaiki dan ditingkatkan. Dengan pulihnya ekonomi, pariwisata bangkit, insya Allah lapangan kerja terbuka," katanya.

Mantan pengusaha yang lahir dari HIPMI ini  menyebutkan bimtek dan workshop online menjadi sarana penting agar para pengelola desa wisata dapat memahami hal-hal yang harus dipersiapkan.

Tentu, untuk menjadikan desa wisata yang memiliki daya tarik bagi wisatawan serta dapat memiliki prinsip keberlanjutan.

Pengembangan Desa Wisata Hadirkan Lapangan Kerja Baru

Melalui ketujuh aspek tersebut diharapkan desa wisata benar-benar dapat membuka lapangan kerja dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

BACA JUGA: Anak Muda Harus Dilibatkan Dalam Pengembangan Desa Wisata

Ia turut mengapresiasi keikutsertaan sebanyak 1.831 desa wisata dalam ADWI 2021. Kehadiran desa wisata akan menjadi motor penggerak dalam pemulihan ekonomi.

Desa wisata menjadi lokomotif untuk pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, serta simbol kebangkitan Indonesia.

"Kemenparekraf akan terus melakukan pendampingan. Selain itu, dalam pengembangan destinasi, Dana Alokasi Khusus (DAK) difokuskan untuk destinasi super prioritas,” tegasnya.

Selanjutnya,  ke depan Kemenparekraf  akan berupaya mendorong 'Tugas Pembantuan' dalam mencapai pembangunan kepariwisataan nasional, salah satunya desa wisata.

BACA JUGA: Desa Wisata Bali Dihimbau Untuk Urus Sertifikasi CHSE

Ada pun pendampingan dan bantuan yang diberikan berupa infrastruktur yang disiapkan lintas kementerian dan lembaga lewat pengganggaran dalam APBN.

Lalu bantuan insentif pemerintah lainnya  yang diberikan melalui Kemenparekraf berupa sertifikasi CHSE (Cleanlines, Helath, Safety, Enviroment Sustainabilty).

Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Vinsensius Jemadu dalam acara yang sama menyampaikan pengelola desa wisata harus dapat mengidentifikasi keunggulan di desanya.

BACA JUGA: PLN Kucurkan Dana Rp 24,4 Miliar untuk Pengembangan Desa Wisata

Keunggulan inilah yang nantinya  dapat dikembangkan sebagai daya tarik. Salah satunya dibungkus dalam story telling yang baik, misalnya.

"Di sinilah diperlukan tata kelola (manajemen) yang baik. Sehingga apa yang menjadi daya tarik atau keunggulan itu nantinya bisa memberikan dampak baik secara ekonomi, “ ujarnya.

“Disamping tentu juga dampak, sosial budaya, dan juga manfaat pelestarian lingkungan yang semuanya merupakan pilar utama dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan," tutupnya. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya