Alami Penurunan Drastis, Ini Strategi Kafe dan Restoran di Bandung

KLIKNUSAE.Com – Kafe dan restoran di Bandung mengalami penurunan drastis. Tak tinggal diam, berbagai siasat dilakukan agar bisa bertahan di tengah pandemi.

Penerapan PPKM darurat di Jawa – Bali membuat sejumlah pelaku usaha pariwisata maupun kuliner mengalami penurunan drastis. Misalnya sejumlah kafe dan restoran di Jabar, tak sedikit darinya yang mengalami kerugian bahkan terancam bangkrut.

Ketua Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR)-Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bandung, Arif Maulana memaparkan kondisi anggotanya.

”Sudah jelas kondisi kafe dan restoran di Bandung maupun Jabar mengalami penurunan omzet,” kata Arif, Sabtu, 10 Juli 2021.

Ia menyebutkan, banyak anggotanya yang mengalami kerugian bahkan terancam bangkrut. Arif memperkirakan dari sekitar sembilan ratus yang terdaftar, lima puluh persennya mengalami ancaman tersebut.

“Kemungkinan, lima puluh persen anggota terancam bagkrut,” kata Arif.

Melansir dari Antara, dalam laporan yang diterima Arif, 23 Juni 2021, tercatat lima puluh kafe mengalami penurunan omzet yang signifikan. Beberapa diantaranya bahkan telah tutup dan merumahkan karyawannya.

Baca Juga: PHRI Jabar Kembali Gelar Vaksinasi, Kali Ini di STP Bandung

Sharing Strategi Marketing Kafe dan Restoran

Tak bisa tinggal diam, Arif bersama AKAR melakukan beberapa strategi guna menyiasati kerugian yang dialami anggotanya. Misalnya dengan melakukan program “makan di parkiran”.

“Kami pernah melakukan sejumlah program seperti makan di parkiran yang diadopsi dari Toko Geprek Pangeran. Cara itu kemudian diaplikasikan oleh tempat makan lainnya,” tutur Arif.

Tak hanya itu, dirinya juga menyebutkan bahwa salah satu penyebab turunnya omzet saat PPKM Darurat ialah kesiapan kafe dan restoran dalam menghadapi larangan makan di tempat.

“Penurunan omzet drastis juga dipicu oleh karakteristik marketing sebuah kafe atau restoran,” kata Arif.

Ia memaparkan bahwa salah satu gerai pizza multinasional kenamaan yang menjadi anggotanya, tidak terlalu mengalami penurunan omzet yang serius. Bahkan, karyawannya pun tak ada yang dirumahkan.

Hal ini membuatnya tergerak untuk melakukan sesi berbagi pengalaman tentang marketing bersama gerai tersebut. Ia berharap anggota lainnya bisa mengadaptasi cara dan teknik penjualan agar bisa menambah daya tahan tokonya di tengah kondisi pagebluk.

Selain melakukan sejumlah siasat terkait penjualan, yang paling penting menurutnya yakni percepatan vaksin untuk pelaku perhotelan dan restoran. Hal tersebut sangat penting untuk mencapai kekebalan kelompok.

“Ketika sudah tercapai herd immunity maka mobilitas pasti kembali normal, begitupun omzet kafe dan restoran,” pungkas Arif.

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae