Staycation Masih Menjadi Tren Liburan di Tengah Pandemi
Kliknusae.com - Larangan perjalanan internasional maupun nasional yang diterapkan oleh pelbagai negara membuat berlibur menjadi sulit untuk dilakukan.
Selain itu, kekhawatiran akan terkena virus selama liburan juga semakin membuat masyarakat sulit berlibur di tengah pandemi Covid-19.
Kedua kondisi inilah yang lantas memicu tren wisata staycation di masyarakat. Cara liburan ini dipilih lantaran tidak perlu membuat masyarakat pergi jauh ataupun mendatangi kerumunan.
Mereka tetap dapat menikmati momentum santai dengan menikmati berbagai fasilitas yang ditawarkan oleh pihak penginapan seperti hotel dan vila.
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan, staycation yang semakin digandrungi masyarakat selama pandemi memang tidak dapat dihindari.
Setahun sudah pandemi berlangsung bersamaan dengan sejumlah pembatasan, jelas membuat masyarakat menjadi jenuh.
Staycation sendiri menurutnya dapat dipilih oleh masyarakat sebagai opsi liburan ketimbang bepergian ke tempat-tempat wisata yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
Namun demikian, ia memberikan beberapa catatan agar pelaksanaan staycation tetap aman dan terhindar dari virus korona.
"Yang pertama, jelas pastikan tempat menginap yang akan dipesan telah menerapkan protokol kesehatan dan memiliki prosedur pencegahan penularan Covid-19," katanya seperti dikutip kliknusae.com dari Lokadata.id, Jumat (19/3/2021).
Selain itu pastikan juga bangunannya memiliki area yang cukup luas agar wisatawan bisa saling menjaga jarak satu sama lain.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran juga meminta agar masyarakat tidak asal memilih tempat menginap untuk melakukan staycation.
Paling penting, menurut Maulana, kita harus dapat memastikan apakah tempat tersebut benar-benar menerapkan protokol Clean, Health, Safety and Environment (CHSE) sesuai dengan pedoman dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Hal ini dapat dengan mudah dicek pada berbagai situs pemesanan tiket yang ada," katanya.
Ihwal lokasi tempat penginapan, menurutnya, tidak ada perbedaan berarti apakah lokasi tersebut berada dalam zona merah atau tidak.Sebab di zona apapun hotel berada, selama protokol kesehatan yang diimplementasikan sudah sesuai standar yang diterapkan, menurutnya tempat tersebut cukup aman untuk disinggahi.
Namun Dicky tidak terlalu menyarankan masyarakat bepergian dan menginap di daerah zona merah jika tidak ada kepentingan tertentu.
Akan tetapi, jika memang terpaksa untuk melancong ke zona merah, masyarakat harus lebih selektif terhadap tempat untuk tinggal sementara tersebut.
Sebelum menginap, yang perlu dipersiapkan adalah kondisi kesehatan harus prima. Sekecil apapun penyakit yang dialami, semisal batuk atau pilek, maka sebaiknya wisatawan tidak memaksakan diri untuk menginap.
"Harus dalam kondisi yang sehat. Walaupun penyakitnya tidak berhubungan dengan Covid-19, tapi dia menjadi berisiko karena daya tahan tubuhnya terganggu," katanya.
Selain itu, ia juga menyarankan pelancong membawa vitamin dan obat-obatan pribadi yang memadai selama melakukan staycation agar selalu berada dalam keadaan sehat.
Disarankan pula membawa hand sanitizer pribadi serta cadangan masker selama menginap.
Kerumunan dan fasilitas publik
Ketika berada di tempat penginapan, Dicky mengingatkan agar pengunjung tetap melaksanakan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) secara ketat.
Terlebih pada area-area publik seperti lobi, tempat bersantai (lounge), hingga di restoran dan tempat bermain anak.
Ketika makan di restoran, ia tidak merekomendasikan pengunjung memilih sistem buffet ataupun prasmanan yang umumnya lazim disediakan oleh tempat penginapan.
Jika terpaksa melakukannya, para tamu sebaiknya tidak mengambilnya secara langsung dan makanan akan diambilkan oleh staf hotel. Atau ada beberapa hotel yang menyediakan sarung tangan plastik untuk tamu.
"Tamu hanya kasih piring. Seluruh peralatan makan tersimpan di wadah tertutup dan tidak diakses publik, pastikan juga untuk jaga jarak," tuturnya.
Jika merasa masih khawatir, Dicky menyarankan agar pengunjung menggunakan fasilitas layanan kamar yang disediakan penginapan sehingga tidak perlu keluar dari ruangan tempat menginap dan menghindari keramaian.
Hal terakhir yang juga perlu diperhatikan adalah sirkulasi udara atau ventilasi di dalam kamar. Apabila memungkinkan, hindari sirkulasi udara dari pendingin ruangan atau AC.Ketika pertama kali memasuki kamar, disarankan untuk segera membuka jendela kamar hotel agar meningkatkan pertukaran udara dari luar ruangan.
Lantaran dengan ventilasi kamar hotel yang tertutup rapat, dikhawatirkan virus korona masih tetap bertahan di dalam ruangan.
Terlebih ketika kamar tersebut sebelumnya sudah pernah digunakan sebelumnya oleh pengunjung lain.
Terakhir, penting juga bagi pengunjung untuk segera melaporkan pihak penginapan jika merasa memiliki gejala penyakit Covid-19 selama menginap.
Dengan begitu, pihak penginapan dapat melakukan penanganan dengan cepat dan segera menghubungi rumah sakit terdekat.
Pilihan Staycation
Untuk warga Jakarta dan sekitarnya, banyak hotel menyediakan fasilitas untuk staycation saat weeken, mulai dari Swissotel dan Mercure Hotel Pantai Indah Kapuk sampai Hotel Rafles di Ciputra World 1, Jakarta Selatan.
Bisa juga memilih hotel dengan bujet di bawah Rp1 juta per malam seperti Neo+ Kebayoran Hotel, Holiday Inn Express Jakarta Wahid Hasyim, atau Mercure Hotel Ancol.
Boleh juga melirik hotel-hotel di seputar Jakarta mulai dari BSD, Bekasi, atau Tangerang dan Depok. Bisa juga ke tujuan favorit seperti Puncak, meski tetap harus hati-hati memilih vilanya.
Jika ingin keluar kota yang agak jauh, Banyuwangi mungkin bisa menjadi pilihan. Menurut Kompas, staycation di area sekitar Pantai Solong maupun kawasan sekitarnya layak dilirik karena ada beberapa penginapan berkonsep resor.
Di sini banyak hotel menyediakan paket menginap weekend mulai Rp400 ribuan. seperti Mirah Hotel & Resort Banyuwangi, yang berjarak 1,6 km dari pantai. Jika ingin yang berada di bibir pantai, Anda bisa memilih Villa Solong dengan harga Rp1 juta hingga Rp2,5 juta. (***)