Pendapatan Terus Menurun, Seluruh Hotel di Bandung Bakal Tutup

BANDUNG, Kliknusae.com - Pendapatan hotel di Kota Bandung, Jawa Barat terus mengalami penurunan selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Dipastikan, jika PPKM terus berlanjut hingga 6 bulan ke depan, semua hotel memilih untuk tutup operasional.

"Kalau PPKM diteruskan sampai 6 bulan kedepan, saya bisa pastikan semua hotel di Kota Bandung memilih tutup," kata salah seorang General Manager hotel di kawasan Pasir Kaliki, Kota Bandung kepada Kliknusae.com, Rabu (24/02/2021).

Kebijakan pembatasan pergerakan manusia, mulai diawali dengan PSBB, PPKM dan dilanjutkan dengan PPKM mikro menyebabkan okupansi atau tingkat hunian kamar di Kota Kembang ini terjun bebas.

Perhotelan sejak awal merupakan industri yang paling terpukul karena berbagai larangan dan pembatasan. Tidak sedikit yang sampai saat ini memilih tutup.

Bahkan beberapa diantaranya mulai diperjualbelikan melalui aplikasi online mengingat tak lagi mampu untuk membiayai operasional.

Seperti yang diceritakan GM hotel bintang 3 di Kota Bandung, dalam kondisi seperti sekarang, secara bisnis pengelolaan hotel sebetulnya sudah tidak layak untuk dilanjutkan.

Namun karena beberapa owner masih mempertimbangkan kelanjutkan nasib pekerja, maka masih diupayakan untuk terus disuntik dana.

"Pertanyaannya, sampai kapan mampu melakukan injeksi dana sementara income tidak ada sama sekali," ujarnya.

Ia mencontohkan antara biaya operasional dengan pendapatan saat ini sudah tidak bisa lagi menutupi.

"Saya memiliki 72 karyawan dengan 106 kamar. Total revenue yang kami peroleh setiap bulan hanya 316 juta, sementara cost operasional yang dikeluarkan 428 juta setiap bulan. Coba, mau bagaimana," katanya.

Oleh sebab itu, jika pemerintah masih akan terus memberlakukan PPKM hingga 6 bulan kedepan, dipastikan semua hotel di Kota Bandung akan tutup.

"Kondisi yang kami alami ini, juga dirasakan semua teman-teman di kawasan Pasir Kaliki. Sebetulnya, kami sebetulnya berada di lokasi yang strategis, di jantung Kota Bandung," ungkapnya.

General  Manager El Cavana Hotel Widhi Anugraha Resyadi ketika ditemui Kliknusae.com mengakui bahwa okupansi hotel terus turun. Rata-rata okupansi month to date hanya 26 %.

"Kami berharap pemerintah daerah bisa memperhatikan kondisi ini. Sebab, jika tidak ada solusi agak sulit kita melanjutkan bisnis ke depan," kata Widhi.

Widhi menilai ada yang paradoks dalam mensikapi situasi pandemi sekarang. Semua hotel diminta untuk mengikuti Sertifikasi CHSE untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan.

"Nah, sekarang semua hotel sudah memenuhi ini (CHSE). Kapan mau dipakai. Sedangkan peraturan pemerintah sendiri  masih menerapkan pembatasan kapasitas 50 persen untuk kamar dan, 30 persen untuk pertemuan (MICE)," ujar Widhi.

CHSE sendiri sejatinya sudah sangat jelas supaya ada kontrol protokol kesehatan yang ketat. Dengan demikian pengunjung atau tamu akan lebih mendapatkan jaminan, khususnya dalam hal proteksi penularan pandemi.

Bisnis Hotel di Bandung Menuju Lampu Merah

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Herman Muchtar menyatakan bahwa bisnis hotel di Jawa Barat sudah menuju sinyal lampu merah.

Ia juga membenarkan sudah banyak  hotel yang dijual. Jumlahnya mencapai puluhan unit. Dan, kondisi ini akan terus berlanjut jika pemerintah tidak segera turun tangan.

Herman menyebut, hotel yang dijual diakibatkan ketidakmampuan mereka untuk pemulihan.

"Karena kalau mereka buka (hotel), konsekuensinya minimal untuk dana operasional kan harus tertutup. Sedangkan kondisi sekarang sangat sulit bisa mencapai dana operasional. Sehingga kemungkinan gulung tikar besar sekali," ujar Herman.

Herman mengungkapkan, relaksasi industri perhotelan saat PSBB beberapa waktu silam, tidak memberi dampak baik apapun.

Kini ada sekitar 10-an hotel di Bandung yang dijual melalui platform jual beli properti.

"Banyak (dijual) lebih dari 1-2. Sekitar puluhan dan itu di Bandung saja ya. Belum wilayah Jawa Barat lainnya," katanya, pekan lalu. (adh)

Share this Post:

Berita Terkait