Letusan Gunung Merapi Menjadi Paket Wisata Lava Pijar

YOGYAKARTA, Kliknusae.com  -  Fenomena alam seperti letusan gunung tak selamanya menyisakan kekhawatiran. Ada kalahnya, masyarakat malah menikmati "bencana" ini.

Seperti halnya letusan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istiwewa Yogyakarta kini justru menjadi pilihan paket destinasi.

"Untuk wisatawan yang ke Yogyakarta tidak ada pengaruh. Justru, batuk-batuknya Gunung Merapi sekarang menjadi Paket Wisata Lava Pijar," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, Deddy Pranowo Eryono ketika dihubungi Kliknusae.com, Rabu malam (27/01/2021).

Menurut Deddy, turunnya okupansi hotel di Yogyakarta bukan diakibatkan letusan Gunung Merapi, tetapi lebih dipengaruhi oleh kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Baca Juga: Yogyakarta Dikejutkan Lava Pijar Gunung Merapi, Wisatawan Diminta Waspada

"Rendahnya reservasi hotel lebih dipengaruh factor kebijakan PPKM. Letusan Gunung Merapi tidak berpengaruh. Di kawasan Kaliurang banyak hotel yang terisi karena wisatawan ingin menikmati percikan lava Gunung Merapi," tambahnya.

Hanya saja,lanjut Deddy, ada beberapa daerah yang memang tidak dimungkinkan untuk didatangi wisatawan karena berada cukup dekat dengan puncak Gunung Merapi.

Sebagaimana diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengevakuasi warga Dusun Turgo, Kelurahan Purwobinangun, Pakem, ke titik kumpul di SD Sanjaya dan Lapangan Tritis menyusul terjadinya awan panas guguran Gunung Merapi yang meluncur melalui Sungai Boyong dan Sungai Krasak sejauh 2.000 meter.

Baca Juga: Kunjungan Wisatawan Di Yogyakarta Anjlok Hanya 20-30 Persen, Hotel Lebih Menderita

Dalam Situation Report BPBD Sleman yang dirilis Bagian Humas dan Protokoler Setda Kabupaten Sleman, disebutkan pada Rabu, 27 Januari 2021, terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi pukul 12:53 WIB.

Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 55 mm dan durasi 317.8 detik, tinggi kolom tak teramati berkabut, estimasi jarak luncur 2.000 m ke arah Barat Daya ke hulu Sungai Krasak dan Sungai Boyong.

Kemudian kembali terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi, tanggal 27 pada pukul 13:32 WIB.

Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 70 mm dan durasi 240 detik, tinggi kolom tak teramati berkabut, estimasi Jarak luncur 2.000 meter ke arah Barat Daya di hulu Sungai Krasak dan Sungai Boyong.

Selain mengevakuasi warga ke titik kumpul, BPBD Sleman juga mengerahkan armada dan sumberdaya BPBD dan instansi terkait serta relawan untuk membantu proses evakuasi.

Selain itu, juga menyiapkan barak Pengungsian Purwobinangun di Watuadeg Purwobinangun Pakem dan menyiapkan Dapur Umum untuk pemenuhan kebutuhan Pengungsi.

Baca Juga: Petugas Basarnas Yogyakarta Patroli Gelar Patroli di Tempat Wisata

BPBD Sleman juga membatasi atau menutup akses jalan ke Turgo Purwobinangun Pakem.

Sementara itu, Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso memaparkan fenomena lava pijar Merapi telah muncul sejak tanggal 4 Januari lalu.

Agus menyebut lava pijar kini menjadi daya tarik wisata.

"Lava pijar saat ini menjadi daya tarik wisata khususnya para penggemar fotografi," kata Agus dalam jumpa pers virtual, belum lama ini.

Berdasarkan data laporan aktivitas Merapi periode 8 hingga 14 Januari tercatat guguran lava pijar teramati sebanyak 128 kali dengan jarak luncur maksimal 900 meter arah barat daya ke hulu Kali Krasak.

Baca Juga: Tak Ada Rapid Test, Okupansi Hotel di Yogyakarta Naik

Kendati bisa menjadi daya tarik wisata, Agus tetap mengingatkan agar masyarakat menikmati lava pijar dari jarak yang aman.

"Saat ini erupsinya masih terhitung kecil dan belum membahayakan pemukiman sehingga masyarakat bisa menyaksikan dari pemukiman mereka atau dari jarak yang aman. Ini (lava pijar) fenomena luar biasa yang sayang untuk dilewatkan," sebutnya.

Lebih lanjut, BPPTKG memberikan rekomendasi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal lima kilometer.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak. Kemudian untuk status Gunung Merapi saat ini di tingkat Siaga (Level III). (adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya