Tarik Turis Asing, Lapangan Golf Indonesia akan Disertifikasi
JAKARTA, Kliknusae.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sedang menggalakan sport tourism. Salah satu yang dibidik untuk bisa menarik wisatawan mancanegara (Wisman) adalah wisata golf.
Namun, untuk menyakinkan para wisman mau bermain golf sekaligus beriwisata ke tanah air adalah dengan adanya jaminan kesehatan, keamanan dan kebersihan lingkungan.
Apalagi wisata golf merupakan pariwisata berkualitas, di mana seorang wisatawan melakukan pengeluaran yang tinggi ketika berkunjung suatu destinasi.
Chief Executive Golf Managers Association of Indonesia (GCMAI) Markus Anthony Chandra menuturkan, pengelolaan lapangan golf turut andil dalam pemasaran wisata golf di kancah internasional.
"Pola permintaan dan perilaku wisatawan akan sangat dipengaruhi terhadap kesadaran kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kesadaran akan lingungan yang tinggi," kata Anthony.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam webinar bertajuk "Indonesia Golf Tourism Market Update With IAGTO (International Association of Golf Tour Operators)", awal Oktober 2020 lalu.
Menurut Anthony, pelaku harus dapat beri jaminan Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) yang tinggi pada produk dan layanan untuk wisatawan.
Sertifikasi lapangan golf
Guna semakin meyakinkan pemain bahwa lapangan golf di Indonesia sudah aman, Anthony menuturkan bahwa pihaknya telah mengadakan rapat terkait sertifikasi lapangan golf.
"Kami sudah mulai rapat kemudian pelatihan auditor. Semua lapangan golf akan disertifikasi untuk melihat apakah lapangan siap dalam hal CHSE," ujar Anthony.
Menurutnya, sertifikasi lapangan golf dapat memberi kepercayaan pada pemain golf bahwa aktivitas sudah bisa dilakukan dengan aman.
Selain itu, lapangan golf yang sudah disertifikasi dapat diiklankan melalui siaran di IAGTO agar para wisman tertarik untuk berkunjung saat pandemi Covid-19 mereda.
"Saya minta seluruh lapangan golf bertanggung jawab dalam menjalankan operasional. Perhatikan keseimbangan antara pendapatan, protokol kesehatan, dan etika penyelenggaraan kegiatan golf," ungkap Anthony.
Sertifikasi tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Kemenparekraf).
Anthony mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan sosialisasi di Bogor dan Bali dalam waktu dekat sebelum melakukan sertifikasi.
"Pasti ada sosialisasi, pemberian buku panduan. Pelajari. Toh intinya adalah perbaikan kepada semua lapangan golf, jadi bukan untuk mempersulit," imbuh dia.
Terdampak pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 memang memengaruhi bisnis wisata golf secara keseluruhan. Imbauan penutupan lapangan golf membuat sejumlah pengelola juga menutup restoran dan hanya melayani takeaway.
Padahal,restoran merupakan sumber pemasukan kedua setelah lapangan golf. Ditutupnya fasilitas bermain golf membuat sejumlah pengelola tidak menerima turnamen dari luar negeri.
Kendati pendapatan menurut, terdapat satu hal positif dalam wisata golf, yakni jumlah pemain golf lokal mulai meningkat.
Meski begitu, Anthony mengimbau para pengelola lapangan golf yang akan mengakomodasi para pemain tersebut untuk memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan dengan sangat baik.
"Solusinya, ikuti arahan dan aturan yang ditetapkan pemerintah Indonesia. Lakukan sejumlah adaptasi di setiap aspek perusahaan. Pastikan cadangan keuangan cukup untuk 1-2 tahun ke depan," ujarnya. (kom/adh)