Berita Tsunami 20 Meter Tak Pengaruhi Okupansi Hotel di Pangandaran

PANGANDARAN, Kliknusae.com - Warga Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat mulai terbiasa dengan kabar tsunami. Terakhir, bermunculannya berita bahwa akan terjadi gelombang tsunami dengan ketinggian hingga 20 meter, ditanggapi biasa-biasa saja.

Lalu bagaimana dengan kondisi okupansi hotel pasca temuan hasil riset  para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait adanya potensi tsunami 20 meter.

"Pengaruh sih ada, tapi tidak terlalu signifikan. Itu tergantung orang yang mencerna berita itu sendiri. Kan hasil riset itu sendiri, sejak dari dulu juga pernah ada. Kalau untuk okupansi hotel masih stabil," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Pangandaran Agus Mulyana ketika dihubungi Kliknusae.com, Senin (29/09/2020).

Diakui Agus, apa pun terkait dengan kabar tsunami memang menjadi hal sensitive bagi masyarakat, khususnya di Pangadangaran.

Namun sejalan dengan waktu dan makin  terbukanya  akses infomarsi untuk mendapatkan kejelasan, warga pun memahami apa yang harus dilakukan.

"Keresahan ya tetap ada, kecil sekali tapi tidak sampai panik,  karena ya tadi itu, patron orang kan berbeda-beda. Dari segi edukasi ada yang bisa mencerna berita tersebut, ada juga yang ditelan langsung," kata Agus.

Hanya untuk tingkat hunian pekan lalu sampai hari ini, lanjut Agus, masih cukup stabil. Bahkan tidak ada re-scehdule bagi tamu yang berencana menginap di Pangandaran.

"Okupansi hotel kita masih di rata-rata 32 persen. Untuk weekend lalu malah sampai di 36 persen. Kalau pembatalan belum ada," jelas Agus.

Aktivitas hotel diperkirakan juga akan ada kenaikan bersamaan dengan dimulainya proses demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada).

"Kebetulan di kita dari 26 September sampai 5 Desember ada proses Pilkada. Sebagian kegiatan berlangsung di hotel. Ini juga cukup membantu, meski kami bersama pihak terkait lainnya tetap melaksanakan monitoring pelaksanaan protokol kesehatan," papar Agus.

Sebagaimana diketahui, hasil riset para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait adanya potensi tsunami 20 meter di selatan Jawa viral dan ramai diperbincangkan masyarakat.

Hasil riset yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report pada (17/9/2020), tersebut dianggap mengkhawatirkan jika benar-benar terjadi nantinya.

Daryono selaku kepada Kompas.com, Jumat (25/9/2020), penelitian ini perlu diapresiasi karena telah menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan skenario terburuk.

Namun, apa itu gempa megathrust?

Gempa megathrust sering dipahami sebagai sesuatu yang baru dan segera akan terjadi dalam waktu dekat, berkekuatan sangat besar, dan menimbulkan kerusakan dan tsunami dahsyat.

"Pemahaman seperti ini tentu saja kurang tepat," kata Daryono

Dia menjelaskan, zona megathrust sebenarnya sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.

Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa.

"Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting)," terangnya.  (adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae