Penerapan Protokol Kesehatan Rendah, Bisa Membahayakan Industri Pariwisata

Kliknusae.com - Kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dimasa pandemi corona ini dinilai masih rendah. Oleh sebab itu, harus ada upaya terus-menerus dalam menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat agar mematuhi standar protokol Covid-19 yang sudah ditetapkan pemerintah.

"Di satu sisi pemerintah diharapkan harus membelanjakan anggarannya secepat mungkin untuk  menggerakan perekonomian. Karena sekarang pemerintahlah yang memiliki dana. Namun, untuk mengimplementasikan program ini, masyarakat juga harus mendukung demi kepentingan bersama," demikian disampaikan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat Herman Muchtar ketika dihubungi Kliknusae.com, Jumat (14/8/2020).

Masih tingginya kasus Covid-19 yang ditemukan di wilayah Jawa Barat mengindikasikan bahwa peran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, jaga jarak (sosial distancing), mencuci tangan dan lainnya belum maksimal.

Menurut Herman-yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat ini pemerintah provinsi Jawa Barat sendiri sudah memberikan kelonggoran kepada industri untuk menjalankan aktivitas ekonomi.

"Pak Gubernur Ridwan Kamil bahkan sudah mengingatkan, silakan untuk mengadakan kegiatan-kegiatan di hotel-hotel. Masalahnya tertib masyarakat terhadap Prorokol Kesehatan yang keliatannya masih kurang," ujarnya.

Dampaknya, lanjut Herman, grafik Covid-19 belum juga mulai menurun, malah ada kencenderungan terus naik.

"Saya kira untuk acara Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran-MICE hingga resepsi perkawinan sudah diberi toleransi dengan batas tertentu, antara  30 sampai 50 % dari kapasitas gedung. Ini sebetulnya sudah menjadi harapan percepatan pemulihan ekonomi," katanya.

Herman mengapresiasi rencana dibukanya kembali Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajatii di Kabupaten Majelengka untuk penerbangan wisata umroh. Namun rencana ini harus tetap dibarengi dengan penguatan kesadaran masyarakat dalam menerapkan Protokol Kesehatan.

"Kalau kesedaran masyarakat masih rendah dalam memperhatikan protokol kesehatan, sulit bagi kita untuk segera bangkit. Jangan, nanti justru malah menimbulkan kasus-kasus Covid-19.  Kita sudah terlalu lama dengan kondisi ekonomi yang terpuruk ini. Marilah kita bersama-sama bangkit supaya perekoniam segera pulih," tandasnya.

Baca Juga: Bandara Husein Bandung Kembali Bakal Diramaikan Maskapai Bermesin Jet

Rencana beroperasinya kembali dua maskapai bermesin jet, Citilink dan Lion Air Group yang melayani rute penerbangan ke Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung juga menjadi peluang untuk meningkatakan kunjungan wisatawan.

"Potensi ini harus benar-benar dijaga oleh kita semua, supaya wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung dan sekitarnya merasa nyaman," kata Herman.

Berdasarkan update terakhir, Angka kasus positif Covid-19 di Jawa Barat masih terus meningkat. Hingga hari ini, Rabu (12/8/2020), terdapat total 7.803 kasus positif di Jabar.

Menurut Sekretaris Gugus Tugas Jabar, Daud Achmad, peningkatan kasus Covid-19 tersebut disebabkan adanya miss persepsi di masyarakat.

Mereka beranggapan adanya pelonggaran atau dicabutnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan masuk masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) aktivitas sudah normal.

"Seperti yang sudah disampaikan gugus tugas nasional (pusat) bahwa dengan adanya pelonggaran, dengan dicabut PSBB dan adanya AKB dikira aktivitas masyarakat sudah normal, padahal tidak demikian. Dalam situasi saat ini pun protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan," ungkap Daud saat jumpa pers di GOR Saparua Bandung, Kamis (13/8/2020)

Dengan begitu, kata Daud banyak kasus baru yang menyebabkan angka positif warga yang terpapar Covid-19 bisa meningkat.

Untuk mengantisipasi hal ini, menurut Daud pihaknya melakukan 3 hal. Yakni tes lacak, rawat, dan isolasi.

Tes massif terus dilaksanakan dan hasilnya pun dipercepat. Dengan tes tersebut gugus tugas akan cepat mengetahui mana yang positif dan yang tanpa gejala.

"Kalau sudah teridentifikasi, kami akan langsung melacak kontak erat dengan yang positif. Kemudian, mana yang harus dirawat di rumah sakit dan mama yang harus diisolasi, baik di rumah masing-masing atau diisolasi di tempat khusus," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga tetap mengimbau agar masyarakat disiplin menggunakan masker. Penelitian menyebutkan bahwa memakai masker sama dengan kondisi lockdown.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae