Harga Emas Antam Bisa Tembus Rp 1 Juta Per Gram

Kliknusae.com - Harga emas dunia terus meroket. Pandemi virus corona (Covid-19) yang semakin meluas dibelahan dunia berkontribusi terhadap permintaan logam mulia yang dianggap sebagai aset aman.

Harga emas spot dunia pada perdagangan Kamis kemarin (26/3/2020) pukul 12:00 WIB terkoreksi 0,9% menjadi US$ 1.604/troy ons di tengah imbauan tinggal di rumah yang dilakukan oleh lebih dari 3 miliar orang di seluruh dunia guna mencegah penularan pandemi Covid-19.

Koreksi harga emas juga terjadi di saat bursa saham global mulai menghijau sehingga ada kecenderungan investor beralih ke pasar saham.

Sementara itu, harga emas berjangka untuk pengiriman April di Bursa Berjangka COMEX (NYMEX) ditutup turun US$ 27,40/troy ons, atau 1,6%, pada level US$ 1.633.40/troy ons.

Meski demikian, harga emas dunia sebelumnya diprediksi bisa menembus US$ 2.000/troy ons seiring dengan permintaan logam mulai sebagai aset aman.

Prediksi pertama datang David Roche, Presiden dan ahli strategi global di Independent Strategy yang berbasis di London. Pertengahan tahun lalu, dia memprediksi harga emas dunia bisa mencapai US$ 2.000/troy ounce.

Prediksi kedua dari Bank of America Merrill Lynch (BoA) yang memperkirakan harga emas dunia bakal menembus US$ 1.500 per troy ounce (oz) di tahun lalu dan sudah tercapai, lalu tahun ini bisa menembus US$ 2.000/troy ons.

Satu troy ounce, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 2.000 per troy ounce dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 64,31 per gram.

Dengan asumsi kurs rupiah Rp 16.200/US$, maka prediksi harga emas tahun ini bisa menembus Rp 1,04 juta/gram.

Namun pada perdagangan kemarin, harga emas dunia agak rehat sebentar karena investor dinilai mulai beralih ke aset berisiko seperti saham.

"Emas dikalahkan hari ini karena investor berebut kembali [masuk] ke saham global," kata Ed Moya, analis pada platform perdagangan online OANDA.

"(Bursa saham) Eropa mengalami kenaikan dalam dua hari terbaiknya sejak 2008, sementara Dow Jones Industrial Average tampaknya siap untuk mencatat keuntungan back-to-back 15% dari sebelumnya yang melemah," katanya, dikutip CNBC International.

TD Securities, dalam risetnya, mencatat lonjakan harga emas pekan ini cukup spektakuler seiring dengan adanya program Quantitative Easing (QE) besar-besaran dari bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves AS/The Fed) dan fasilitas lainnya.

Stimulus The Fed ini akan memperluas aset yang dapat dibeli oleh pemerintah AS, termasuk obligasi korporasi dan pasar saham juga akan mendapatkan likuiditasnya.

(adh/cnbcind)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae