Hotel Aman, Justru Omset Wisata Di Kabupaten Bekasi Turun

Kliknusae.com - Musibah banjir yang terjadi di Jakarta dan sebagian Kota Bekasi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat hunian kamar hotel. Sebaliknya, terjadi lonjakan tamu yang menginap di hotel akibat banjir.

"Mungkin karena sebagian rumah ada yang terdampak banjir, mereka memilih menginap di hotel," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bekasi H Abdul Rosyad I.S kepada Kliknusae.com, Kamis (09/01/2020).

Menurut Rosyad, pada libur Natal dan Tahun Baru beberapa waktu lalu okupansi hotel rata-rata di atas 60 persen. Memang terjadi penurunan, namun bukan disebabkan adanya musibah banjir saja,tetapi banyak faktor lainnya.

"Kenaikannya tidak terlalu tinggi. Bertepatan dengan tahun baru hujan turun lebat, ada juga yang ngungsih ke hotel sehingga banyak hotel disini yang menjadi sasaran tamu menginap," lanjut Rosyad.

Di Kota Bekasi sendiri tingkat hunian kamar lebih banyak di isi oleh kegiatan corporate. Hanya pada momen-momen tertentu saja, tamu femaly memilih menginap di hotel, seperti saat tahun baru,dan libur lebaran Idul Fitri.

Diakui Rosyad ada beberapa yang melakukan menjadwal ulang (reschedule) kegiatan pemerintahan dan perusahaan.

"Memang sekarang belum begitu terlihat. Biasanya pertengahan Februari mulai ramai meeting hingga akhir tahun," tambah Rosyad.

Di Kota Bekasi tercatat ada berdiri beberapa hotel bintang diantaranya Santika Hotel,Aston,Horison,Harris Hotel,Merbabu Hotel, dan Amaroossa Hotel. Jika dihitung secara keseluruhan dengan hotel nin bintang jumlahnya mencapai 27 hotel.

Sepi Pengunjung

Kalau hotel di Kota Bekasi masih membukukan okupansi yang lumayan tinggi, tidak demikian dengan beberapa objek wisata Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Para pengelola industri pariwisat justru mengeluh rugi akibat bencana banjir yang melanda wilayah itu sejak malam pergantian tahun.

"Omzet kami terjun bebas, harapan meraup keuntungan besar saat libur pergantian tahun pun kandas," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Bekasi, Sarman Faisal, Kamis (9/1/2020).

Hal itu disebabkan jumlah pengunjung objek wisata yang menurun drastis, padahal pengelola memperkirakan jumlah kunjungan saat momentum libur awal tahun bakal meningkat, sedikitnya hingga tiga kali lipat.

Prediksi itu didasari masa libur panjang sekolah hingga dua pekan serta pemberlakukan cuti bersama yang dinilai dapat menstimulus kunjungan wisata bersama keluarga.

"Prediksi itu justru berbanding terbalik. Hujan yang mengguyur Kabupaten Bekasi di malam pergantian tahun serta banjir yang merendam di hampir separuh wilayah membuat tempat wisata sepi pengunjung," ungkapnya.

Berdasarkan laporan yang diterima pihaknya, jumlah kunjungan wisatawan saat libur tahun baru kemarin anjlok hingga 90 persen.

"Jadi hitungannya biasa ada 1.000 orang yang datang ini cuma 100 orang, turunnya jauh. Penurunan ini bukan dibanding dengan prediksi kami yang mencapai tiga kali lipat tapi dibandingkan kunjungan pada libur reguler, Sabtu atau Minggu," kata Sarman.

Anjloknya jumlah kunjungan tempat wisata karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, hujan lebat membuat warga mengurungkan niat pergi berwisata. Selain itu saat banjir terjadi banyak pemukiman warga yang terendam.

"Boro-boro liburan. Orang rumahnya saja kebanjiran. Kalaupun enggak kebanjiran, ya akses jalannya yang banjir," kata Sarman.

Ia mencatat ada 11 Pokdarwis di 9 kecamatan se-Kabupaten Bekasi yang mengeluh karena kunjungan wisatawan anjlok.

"Seperti dua Pokdarwis di Muara Gembong. Ada dua lokasi wisata di sana. Lokasinya enggak banjir tapi akses ke sananya yang susah," ucapnya.

Selain di Muara Gembong, lokasi lain yang juga sepi pengunjung di antaranya Gedung Juang 45 Tambun, Jembatan Cinta Tarumajaya, hingga Situ Binong di Cikarang Pusat.

"Itu semuanya masuk ke Pokdarwis yang merasakan kondisinya lagi prihatin sekarang," katanya.

Sarman yang juga pengelola Taman Bunga Matahari Bekasi mengaku lokasi wisatanya pun turut mengalami penurunan pengunjung. Akibat penurunan jumlah kunjungan, Pokdarwis mengalami kerugian hingga lebih dari Rp1 miliar.

"Kalau dihitung dari dua minggu liburan ini, dari biasanya ada 2.000 pengunjung ini cuma sekitar 100 orang. Kalau hitung semua Pokdarwis, pendapatan yang hilang bisa Rp1,1 miliar. Itu dihitung keseluruhan seperti tiket masuk, wahana, makanan minuman sampai parkir," kata dia.

(adh/ant)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae