Siapa Ping An Insurance Yang Ingin Masuk BPJS Ini

Kliknusae.com - Ditengah rencana kenaikan  iuran Badan Penyelenggara Jasa Kesehatan (BPJS) pemerintah akan menggandeng perusahaan asal China, Ping An Insurance.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bahwa kehadiran  Ping An Insurance untuk membantu  menyelesaikan masalah BPJS Kesehatan. Ping An Insurance siap membantu sistem Informasi Technology (IT) dari BPJS Kesehatan.

"Jadi, kemarin itu Ping An menawarkan, mungkin mereka membantu evaluasi sistem IT-nya. BPJS juga melihat beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki," kata Luhut kepada media di Kantor Kemenko Maritim, pekan ini.

Lalu siapa Ping An Insurance calon penyelamat BPJS Kesehatan?

Mengutip Forbes, Ping An Insurance merupakan asuransi terbesar di China dengan kapitalisasi pasar US$180 miliar.

Perusahaan ini jadi salah satu pelopor penerapan teknologi canggih di bidang asuransi.

Ping An Good Doctor, portal kesehatan miliknya memiliki pengguna aktif 30 juta per bulan.

Ping An Healthcare and Technology, aplikasi seluler untuk pemesanan berobat ke rumah sakit digunakan oleh 800 juta pelanggan di 70% kota di China.

Ping An Insurance juga dikenal sebagai salah satu pelopor penerapan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam industri asuransi.

Ping An sudah mengembangkan AI untuk influenza, diabetes hingga penyakit lainnya. Ping An juga memiliki sistem IT facial recognition technology sampai voiceprint recognition technology.

CEO Ping An Technology, Ericson Chan mengatakan perusahaan juga telah mengembangkan sistem AI yang dapat memprediksi kemungkinan seorang pasien menderita penyakit kronis tertentu bahkan sebelum gejala fisik muncul atau mengidentifikasi penyakit menular dengan akurasi tinggi.

"Kita bisa menprediksinya dalam lima menit, jadi jauh lebih efisien, jauh lebih akurat," ujar Ericson Chan, seperti dikutip dari CNBC International.

Dengan teknologi tersebut mempercepat diagnosa terhadap pasien. Tidak membutuhkan waktu lama dan harus antre.

"Setelah itu, kita bahkan bisa meminta teknologi AI menindaklanjutinya dengan pasien," tutupnya.

(adh/cnbc)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae