Begitu Dilantik,Anggiat Sinaga Fokus Pada Toilet Bersih

Klik nusae- Terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Daerah (Musda) ke X Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan (Sulsel),Anggiat Sinaga,langsung tancap gas.

Pria humoris yang kembali dipercaya memimpin PHRI Sulsel untuk ketiga kalinya ini mengemukakan ada tiga program prioritas yang segera dijalankan.

Pertama, meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kedua, mengembangkan potensi objek wisata. Dan, terakhir pemilihan toilet terbersih.

Baca Juga: Anggiat Ingin Dorong Tingkat Hunian Hotel Tembus 70 Persen

Yang menarik adalah pemilihan toilet bersih. Banyak yang bertanya-tanya,program apa ini. Bagaimana langkah konkretnya?

"Ini memang salah satu program rutin yang sudah kami lakukan,khususnya soal pemilihan toilet terbersih untuk rumah makan, resto, cafe bahkan warung makan lainnya," kata Anggiat saat dihubungi Klik nusae,Selasa (19/3/2019).

Menurut Anggiat,kebersihan adalah faktor penting dalam pengembangan pariwisata. Seperti halnya, kamar mandi atau toilet.

"Toilet kan juga memiliki standar,misalnya,penerangan,exhoust,kering,cermin,sabun dan yang lainnya. Nah,agar kepopuleran kuliner Makasar terus terjaga,harus pula  didukung hal-hal kecil seperti toilet. Jangan, sampai karena toilet selera makan jadi terganggu," paparnya.

Anggiat dilantik bertepatan dengan rangkaikan dengan HUT ke 50 PHRI,di D'liquid Claro Hotel Makassar, Sabtu (16/3/2019).

Anggiat juga menyampaikan, keseriusannya menggarap sektor pariwisata halal mengingat di Kota Makassar baru empat hotel yang bersertifikasi halal.

"Hotel di Sulsel baru empat sertifikasi dapur halal yaitu Aston, Pesonna, Claro, Almadera," ujarnya.

Dia menambahkan, ada beberapa poin yang harus dibenahi  dalam penggarapan sektor pariwisata halal. Diantaranya, rumah makan dan hotel harus mendapatkan sertifikasi halal MUI.

Disamping itu, Anggiat Sinaga meminta  seluruh BPC PHRI di Sulsel dapat menjalankan visi dan misi organisasi dan berperan dalam meningkatkan sumber daya manusia yang profesional dalam penyediaan layanan jasa perhotelan dan parawisata.

Selama ini kontribusi terbesar wisatawan yang berkunjung ke Sulawsi Selatan adalah berasal dari dalam negeri. Sementara jumlah wisatawan asing tidak begitu signifikan bagi hunian hotel dan restoran di Sulsel.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya