Pelaku Pariwisata Seperti Anak Tiri, Padahal Penyumbang Besar Pendapatan Negara

KLIKNUSAE.com  – Pelaku pariwisata semakin berada diujung tanduk dengan kembali diberlakukan perpanjangan PPKM Darurat.

Bagaimana tidak, situasi regulasi secara bertubi-tubi menghantam sektor pariwisata ini. Dari PPKM Darutay yang awalnya 3-20 Juli 2021 menjadi 21-26 Juli.

Setelahnya, kebijakan yang kemudian disebut PPKM Level 3 dan 4 ini kembali diperpanjang menjadi 26 Juli-2 Agustus.

Selama PPKM Darurat berlangsung, mobilitas masyarakat dibatasi dan seluruh tempat wisata ditutup.

“Jangankan PPKM Darurat, keadaan pandemi tanpa PPKM Darurat pun sangat merugikan pelaku pariwisata. Dan selama ini pelaku pariwisata menjadi semacam anak tiri daripada pekerja lain,” keluh Bagus, pemilik Geo Trans Wisata di Kepatihan Wetan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah sebagaimana dikutip Kliknusae.com dari Kompas, Rabu 28 Juli 2021.

BACA JUGA: Tolak Perpanjangan PPKM, Pelaku Pariwisata Pati Kibarkan Bendera Putih

Bagus adalah satu dari sekian banyak pengelola wisata yang harus menerima kenyataan pahit. Meski, secara dari aspek kesehatan sudah menerapkan protokol kesehatan (prokes) cukup ketat, tetap saja tidak bisa membantu usaha ini bangkit.

“Padahal, dunia pariwisata menyumbang pendapatan yang besar juga bagi negara. Untuk alternatif (PPKM Darurat), sebenarnya tetap dengan pelaksanaan protokol kesehatan di kegiatan pariwisata (baik dari wisatawan maupun pelaku pariwisata),” imbuh dia.

Geo Trans Wisata merupakan usaha pariwisata milik Bagus yang telah beroperasi sejak Agustus 2014.

Selain fokus pada kegiatan minat khusus, terutama wisata alam, dia juga merambah dunia rental mobil sembari menyediakan beragam kebutuhan tur seperti privat maupun rombongan wisata.

BACA JUGA: Pelaku Pariwisata Bali Minta Awal Agustus Dibuka Untuk Wisman

Sejak awal pandemi, dia menyetop segala aktivitas pariwisata seperti tur kecuali penyewaan transportasi pariwisata.

Namun, hal tersebut juga baru dilakukan pada tiga bulan terakhir di tahun 2020 untuk meyesuaikan dengan aturan pemerintah.

“Di awal pandemi, untuk operasionalnya sebatas marketing saja. Untuk kegiatan yang melibatkan orang banyak memang belum aktif kembali,” jelas dia.

Tetap Bertahan Sejak Pandemi Melanda

Bagus mengungkapkan bahwa dahulu usaha pariwisatanya merupakan penyokong utama perekonomiannya.

Namun sejak pandemi melanda, dia melakukan berbagai cara agar tetap bertahan baik untuk kehidupan pribadi maupun kehidupan usaha pariwisatanya.

“Geo Trans Wisata tidak memiliki karyawan tetap, jadi kami tidak melakukan PHK. Cuma ya tenaga freelance yang biasa kami ajak kerja pun nanyain kapan ada pekerjaan lagi,” jelasnya.

Saat ini, Bagus banting setir menjadi pengemudi taksi daring meski hal tersebut juga dilakukan sambil mempromosikan usaha pariwisatanya.

BACA JUGA: PPKM Darurat, Seluruh Objek Wisata Gunungkidul Tutup, Pelaku Pariwisata Kembali Bertani

Selain itu, dia juga memiliki beberapa usaha melalui kerja sama dengan temannya untuk penjualan beragam produk batik.

“Dan usaha-usaha lain yang minim risiko dan minim modal uang,” lanjut dia.

Untuk rencana ke depannya, jika PPKM Darurat diperpanjang mulai 3 Agustus, siasat yang telah dipikirkan oleh Bagus adalah menjadi pembuat konten di YouTube.

“Saya sendiri mencoba mengelola kanal YouTube agar lebih pantas untuk dilihat dan bisa diuangkan,” ucapnya.

Tetap Siapkan Paket Wisata

Meski aktivitas wisata dalam usaha pariwisatanya belum berjalan, Bagus mengatakan bahwa dia tengah menyiapkan open trip ke Bali dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Rencananya, jika PPKM Darurat tidak diperpanjang dan mobilitas masyarakat bisa dimulai kembali, serta tempat wisata telah dibuka kembali, paket wisata tersebut akan berlangsung pada akhir September.

“Untuk prokes, wajib masker dan pemberian masker gratis setiap masuk bus agar tidak ada virus terbawa dari luar. Pembatasan tempat duduk untuk menyiasati jaga jarak, dan sterilisasi bus dengan menyemprot armada dan menyediakan hand sanitizer,” jelas dia.

Bus juga akan berhenti setiap empat jam sekali untuk pergantian udara di bus dan sterilisasi area dalam bus. Lebih lanjut, wisatawan yang mengikuti paket wisata tersebut akan diberikan minuman selamat datang berupa minuman herd immunity. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae