Pelaku Pariwisata Bali Minta Awal Agustus Dibuka Untuk Wisman

KLIKNUSAE.Com - Pelaku Pariwisata Bali melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali meminta kepastian dari pemerintah untuk membuka kunjungan wisman pada 1 Agustus 2021 mendatang.

Usulan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Kadin Bali Bidang Akomodasi dan Pengembangan Pariwisata I Made Ramia Adnyana.

"Kalau akhir Juli tidak bisa, minimal Agustus awal. 1 Agustus dibuka untuk asing," kata Made Ramia, dilansir Kliknusae dari CNN, Jumat, 02 Juli 2021.

Dirinya melanjutkan bahwa pelaku pariwisata Bali tumbang dihantam pandemi. PPKM Darurat, lanjutnya akan menambah kerugian para pelaku pariwisata di Bali.

BACA JUGA: Ini Permintaan Kadin Bali Saat Berdialog Dengan Menparekraf Sandiaga Uno

"Ini menambah beban, meski kami mengerti PPKM darurat dilakukan untuk menurunkan angka penularan. Namun, ekonomi jangan sampai mati," kata Ramia.

Menurutnya penerapan PPPKM Darurat dan batalnya pembukaan pariwisata Bali akan menambah jumlah karyawan yang dirumahkan.

Ramia
Dr (C) I Made Ramia Adnyana, Wakil Ketua Umum Kadin Bali Bidang Akomodasi dan Pengembangan Pariwisata. (Foto: Kliknusae.com/adhi)

"Toko-toko yang selama ini sudah sempat buka akan kembali ditutup karena PPKM darurat. Kondisinya (karyawan akan) dirumahkan kembali," lanjutnya.

Kondii semakin diperburuk dengan persyaratan kunjungan wisata. Wisatawan harus mengantongi hasil tes negatif Covid-19 melalui PCR.

"Harga PCR saja lebih tinggi daripada harga tiket. Bagaimana domestik mau gerak," kata Ramia.

BACA JUGA: Pengusaha Hotel dan Travel Bali Rugi Karena Pembatalan Munas Kadin

Dengan kondisi tersebut, dirinya mengharapkan pinjaman lunak atau bunga rendah dari pemerintah untuk pelaku usaha pariwisata. Menurutnya, dana pinjaman tersebut bisa digunakan untuk persiapan pembukaan akses wisata Bali untuk wisman.

"Kami butuh dukungan. Pinjaman lunak dibutuhkan untuk misal kamar hotel sudah 1,5 tahun tidak dipakai, ini kan rusak, butuh diperbaiki. Harus ada dana untuk memperbaiki," jelas Ramia.

Selain itu, ia mengatakan bahwa vaksinasi di Bali harus segera dilakukan secara menyeluruh. Agar mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) hingga 70%.

"Untuk mencapai herd immunity 70 persen dari 4,3 juta penduduk Bali dibutuhkan 3 juta vaksin. Sekarang baru sekitar 2,6 juta," terang Ramia.

Dengan tercapainya target vaksinasi di Bali diharapkan nantiny akan mempercepat pemulihan ekonomi, khususnya di sektor pariwisata.

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya