Pj Gubernur Jabar Bey Minta Bank bjb Bisa Antisipasi Disrupsi Digital

KLIKNUSAE.com -  Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meminta bank bjb segera mengantisipasi terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran teknologi digital atau disrupsi digital.

Dengan adanya dirupsi digital tersebut, Bey juga mengingatkan bank bjb lebih responsif dalam pengolaan risiko, tata kelola dan memiliki SDM yang siap dalam menghadapi era digitalisasi saat ini.

"Bank bjb harus lebih responsif dengan adanya disrupsi digital yang tidak bisa kita hindari lagi. Itu merupakan elemen penting yang harus diperhatikan oleh bank bjb," pinta Bey di di kantor BPK Jabar, Kota Bandung, Jumat 8 Maret 2024.

Hal itu ia sampaikan saat menerima Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jabar terhadap bank bjb.

BACA JUGA: Bank Mandiri Luncurkan Program Eksklusif di PIK 2, Ada Roda Keberuntungan

Objek yang diperiksa BPK yakni kegiatan operasional bank bjb tahun buku 2021 - 2023 semester I.

Bey mengatakan penyerahan LHP BPK merupakan momen penting untuk memperkuat transparansi, akuntabilitas, dan kinerja perbankan bank bjb.

"Dengan tujuan mendukung penuh tata kelola melalui pengukuran transparansi, akuntabilitas dan kinerja perbankan bank bjb dan hasil pemeriksaan BPK Jabar," tegasnya.

Bey menjelaskan, bank bjb  dengan total aset Rp188 triliun merupakan bank terbesar ke - 13 dari 106 bank di Indonesia.

BACA JUGA: Nasabah BPR EDCCASH Siap-siap Dibuat Repot, OJK Cabut Izin Bank Ini

"Ini memang yang terbaik untuk bank sekelas pembangunan daerah," kata Bey.

Dengan diterimanya LHP dari BPK, Bey berharap laporan tersebut bisa dijadikan basis oleh direksi. Sekaligus, manajemen bank bjb dalam evaluasi kepatuhan secara menyeluruh.

"Memperbaiki hal - hal yang belum sesuai dengan tata kelola dalam upaya meningkatkan kinerja bank bjb di masa depan," ungkap Bey.

BACA JUGA: Penjabat Gubernur Bey Apresiasi Komitmen Bank BJB Dukung Sektor UMKM

Mitigasi Resiko

Selain itu, Bey menekankan  aksi korporasi yang dilakukan bank bjb dengan kriteria modal di bawah Rp3 triliun harus memperhatikan peta dan mitigasi risiko. Dua hal penting ini harus senantiasa dimutakhirkan.

Selam aini telah digagas, Kelompok Usaha Bank (KUB) antar sesama bank pembangunan daerah (BPD), dengan kriteria modal di bawah Rp3 triliun.

"Saya minta peta risiko dan mitigasi risiko agar senantiasa dimutakhirkan keseragaman sistem kepatuhan, dan juga pengelolaan risiko kredit pun agar diperhatikan," katanya.

BACA JUGA: Bank OCBC NISP Resmi Ganti Logo, Tawarkan Produk Lebih Luas ke Nasabah

Bey menginstruksikan jajaran direksi bank bjb memperhatikan prinsip kehati - hatian dalam menjalankan kegiatan perbankan, selain terus meningkatkan layanan berkualitas.

"Unggul dalam memberikan pelayanan yang berkualitas bagi nasabah. Memberikan solusi perbankan dan inovasi produk yang terukur pada akhirnya akan memberikan ketahanan kepada bank bjb untuk berkompetisi," jelas Bey.

"Saya juga perlu sampaikan, pentingnya peningkatan sinergi antara bank bjb dengan pemerintah daerah,” tandasnya.

BACA JUGA: Lewat RUPSLB Bank bjb Rombak Jajaran Komisaris, Ini Tujuannya

“Baik Pemprov Jabar maupun pemda kabupaten kota dalam bentuk dokumen perbankan kepada UMKM yang berkelanjutan dan akuntabel," sambung Bey.

Ia berharap BPK Jabar terus mendampingi bank bjb untuk menghasilkan sistem tata kelola yang baik, akuntabel, dan transparan.

"Pendampingan akan menimbulkan sistem tata kelola yang lebih baik, akuntabel, transparan, dan sehat. Dimana, pada akhirnya akan memiliki daya saing dan menumbuhkan tingkat kepercayaan dari pemegang saham dan nasabah," tutup Bey. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae