Inacraft 2025, Panggung Kriya dan UMKM Berbasis Budaya
KLIKNUSAE.com - Pameran kerajinan tangan Inacraft 2025 kembali digelar di Jakarta Convention Center (JCC), menghadirkan semangat baru bertema “Craft, Culture, Future.”
Ajang tahunan yang diinisiasi Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) itu tak sekadar tempat bertemunya pelaku usaha kreatif dari berbagai daerah. Tetapi juga menjadi simbol regenerasi industri kriya nasional.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut Inacraft sebagai bukti bagaimana kebudayaan mampu menjadi sumber inspirasi sekaligus penggerak ekonomi kreatif.
“Karya-karya di sini mencerminkan kekayaan daerah yang luar biasa,” ujar Fadli dalam keterangan resminya, Selasa, 14 Oktober 2025.
Ia berharap kegiatan serupa bisa lebih merata di berbagai daerah agar potensi lokal makin dikenal luas.
Tahun ini, pameran yang menempati lahan seluas 25 ribu meter persegi itu diikuti lebih dari 800 peserta dari seluruh provinsi.
Penyelenggara memberi ruang khusus bagi generasi muda melalui 20 stan Youthpreneurs yang menampilkan karya segar dan inovatif. Mulai dari desain interior, produk rumah tangga, hingga busana muslim bercorak etnik kontemporer.
Tak hanya pelaku usaha individu, Inacraft 2025 juga menjadi wadah bagi lembaga yang mendukung pengembangan UMKM.
Salah satunya Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), yang membawa mitra binaan dari berbagai daerah.
Sementara itu Kepala Divisi Kerja Sama Kemasyarakatan dan UMKM BPDP, Helmi Muhansah, menilai partisipasi lembaganya di Inacraft sebagai langkah strategis.
Manfaat Sawit
Utamanya dalam upaya memperkenalkan manfaat sawit dalam kehidupan sehari-hari serta perannya dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Bagi kami, Inacraft menjadi momen strategis untuk menunjukkan bahwa sawit memiliki kebermanfaatan selama 24 jam dalam kehidupan manusia. Termasuk untuk pengembangan UMKM,” kata Helmi.
BPDP menghadirkan mitra binaan dari Aceh hingga Malang, dengan produk-produk unggulan yang memadukan kreativitas dan kearifan lokal.
Di antaranya Cambia Craft, yang menampilkan aneka kriya berbahan lidi sawit—mulai dari sandal, totebag, dompet, hingga lampu hias dan alat musik dekoratif.
Ada pula Jayanti Batik dari Malang dengan koleksi kain, kemeja, selendang, dan tas batik beraksen smok. Serta Mandiri Handcraft, yang menghadirkan vas bunga, sarung bantal sofa, dan pot hias berbahan alami.
Sementara Smart Batik menarik perhatian lewat payung batik bernuansa tradisional namun elegan.
Helmi menambahkan, bahan turunan kelapa sawit memiliki potensi besar dalam pengembangan industri fashion dan handcraft.
“Mulai dari malam batik hingga pewarna alami, semuanya bisa berasal dari sawit. Apalagi, bahan ini juga menjawab isu halal di dunia mode. Produk turunan sawit sudah pasti halal,” ujarnya.
Dengan perpaduan antara tradisi, inovasi, dan pemberdayaan, Inacraft 2025 tak hanya menjadi etalase kriya nasional. Namun, juga cermin bagaimana kebudayaan bisa tumbuh sebagai kekuatan ekonomi masa depan. ***