Muda-mudi di Arab Saudi Kini Berkiblat ke ‘American Style’, Menuju Modernisasi
KLIKNUSAE.com – Arab Saudi tahun 2008 sungguh berbeda dengan saat ini. Banyak para kaum muda (perempuan) yang mulai menanggalkan baju gamis atau abaya.
Mereka berkumpul di pusat-pusat tempat hiburan dengan sebagian besar meniru gaya anak muda Amerika saat ini, 'grunge style'.
Gaya grunge pertama kali muncul di akhir 80-an dan awal 1990-an. Dan kini, booming lagi di negara paman sam.
Beberapa gaya grunge yang tetap jadi tren hingga sekarang adalah ripped jeans, plaid shirt, t-shirt bergambar nama-nama band dan boots bergaya militer.
BACA JUGA: Wanita Arab Saudi Merubah Gaya Hidup, Tanggalkan Hijab
Ibu kota Arab Saudi, Riyadh kini memang sedang menuju pada perubahan wajah baru yang berbeda dari biasanya. Banyak perempuan tampil tanpa baju gamis atau abaya. Mereka juga membuka cadarnya!
Arab Saudi menampilkan ‘kekinian’ yang lebih terbuka bila dibandingkan dengan beberapa tahun belakangan.
Banyak perempuan di ibu kota Arab Saudi, Riyadh yang tidak mengenakan abaya hingga cadar.Kebanyakan perempuan di sana memakai jilbab biasa dengan berbalut pakaian kekinian.
Pemandangan itu semakin jelas di tengah ingar-bingar warga beberapa hari sebelum tahun baru 2023, seperti dikutip dari The National.
BACA JUGA: Arab Saudi Targetkan Wisman Tiga Kali Lipat Tahun Ini, Berapa?
Di Bandara Internasional King Khalid Riyadh, misalnya, tampak laki-laki dan perempuan mengantre di jalur yang sama di bagian bea cukai tanpa ada lagi pemisahan antar keduanya.
Penghapusan aturan jarak sosial
Mayoritas perempuan juga tak mengenakan cadar dan beberapa tak memilih memakai abaya. Abaya adalah pakaian tradisional berukuran besar yang sering dikenakan di negara Teluk Arab.
Keterbukaan di Riyadh dan penghapusan aturan jarak sosial ini tentu saja mengubah tatanan kehidupan sehari-hari warga secara signifikan.
"Mengunjungi Arab Saudi adalah pengalaman yang berbeda pada 2008 dibandingkan saat ini," kata turis asal Mesir yang berkunjung ke Jeddah, Samia, seperti dikutip The National.
BACA JUGA: Indonesia Kalahkan Arab Saudi untuk Wisata Halal, Naik Peringkat Kedua
Samia menambahkan, "Pada 2008, Saudi menerapkan aturan ketat dengan mewajibkan mengenakan abaya dan kerudung serta pemisahan jenis kelamin yang mencolok,".
Pada 16 Desember lalu, Otoritas Arab Saudi melarang abaya dikenakan murid perempuan saat ujian di sekolah.
Kebijakan itu dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Komisi Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Saudi (Education and Training Evaluation Commission/ETEC) Saudi.
ETEC menyatakan penting mematuhi pakaian sesuai aturan untuk menjaga kesopanan publik di ruang ujian.
BACA JUGA: Arab Saudi Bangun Objek Wisata di Daerah Yang Dihindari Nabi
"Dilarang mengenakan abaya pada saat ujian," demikian pernyataan ETEC.
Badan tersebut kemudian meminta para murid mengenakan seragam sekolah saat ujian. Menurut mereka, seluruh pakaian yang dikenakan siswa harus selaras dengan aturan kesopanan publik di Saudi.
Abaya Tak Lagi Diwajibkan
Abaya tak lagi diwajibkan di Saudi terutama di Riyadh dalam beberapa tahun belakangan. Semua itu karena pada tahun 2018, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) membolehkan perempuan tak memakai abaya maupun hijab asal tetap berpakaian sopan.
"Keputusan sepenuhnya diserahkan kepada perempuan untuk memutuskan jenis pakaian yang layak dan terhormat yang dia pilih untuk dikenakan," kata MbS kala itu.
BACA JUGA: Pemerintah Arab Saudi Sulap Bekas Anjungan Minyak Jadi Objek Wisata
Sejak Pangeran MbS memimpin Saudi, ia melakukan sederet gebrakan yang membuat negara ini menuju moderat dan modernisasi.
Beberapa kebijakan di antaranya melonggarkan aturan bagi perempuan, mulai dari boleh bepergian sendiri tanpa mahram, tinggal sendiri, hingga bisa bekerja di ruang publik.
Pangeran MbS juga merilis Visi 2030. Visi ini merupakan kerangka strategi dan misi Saudi mengurangi ketergantungan negara terhadap minyak sebagai sumber utama pemasukan. ***
Sumber: detiktravel