Pelaku Usaha Travel DIY Jual Bus Untuk Tutupi Kerugian

KLIKNUSAE.Com – Pelaku usaha biro perjalanan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjual unit bus pariwisatanya untuk menutup kerugian akibat dampak pandemi. Sejak pagebluk ini melanda, perusahaan transportasi tersebut tik bisa beroperasi.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY Hantoro mengatakan, pemilik usaha transportasi atau biro perjalanan harus menjual kendaraan serta aset lain untuk menutupi kerugian.

"Total unit (bus) di seluruh Di Yogyakarta itu sebanyak 817 terdiri dari bus pariwisata middle, hingga big (besar), sampai yang kecil. Kalau yang dijual sekitar lima persen dari jumlah tersebut," kata Hantoro, dikutip Kliknusae dari Kompas Travel, Rabu, 4 Agustus 2021.

Ia mengungkapkan bahwa kerugian yang dialami sektor biro perjalanan selama masa pandemi yakni Rp500 – Rp600 miliar.

"Kerugian pengusaha transportasi satu tahun sekitar Rp500 sampai Rp600 miliar," kata Hantoro.

Kerugian yang dialami perusahaan sektor biro perjalanan langsung memberikan efek buruk bagi karyawannya. Banyak yang sebelunya bekerja sebagai sopir dan kernet bus, kini beralih menjadi pegawai bangunan harian karena dirumahkan.

"Driver (pengemudi) dan kernet ada yang alih profesi ke kegiatan yang lain di bangunan, tapi kan di bangunan tidak begitu banyak kan. Jadi ya paling sekitar 20 sampai 30 persen yang bisa mencakup di situ," katanya.

Hantono hanya bisa pasrah ketika pemerintah pusat mencanangkan perpanjangan program pembatasan kegiatan masyarakat hingga 9 Agustus 2021 nanti.

BACA JUGA: Bansos Untuk Warga Kota Bandung Akan Cair Minggu Ini

"PPKM diperpanjang kami pasrah sajalah, karena gimana sudah kita tidak boleh menolak, tidak boleh bertanya, dan tidak boleh menyanggah, ya sudah kita pasrah saja," katanya.

Ia mengungkapkan bahwa setelah masa PSBB selesai, para pelaku usaha pariwisata khususnya biro perjalanan mulai merajut kembali bisnisnya yang mengalami penurunan. Namun setelah pemberlakuan PPKM 3 Juli 2021 usahanya pun kembali tak beroperasi.

"Kita kan baru akan bergerak sejak PSBB, lalu PPKM katanya 17 hari lalu diperpanjang ya sudah terima saja," ujarnya. 

BACA JUGA: UNESCO Minta Proyek Pembangunan Pulau Komodo Berhenti

Dirinya berharap agar pemerintah memberikan solusi atau keringanan kepada seluruh pelaku wisata yang terdampak selama masa pandemi ini.

"Kita harus bisa berjalan, kami harus menggunakan gigi 1 dan 2 dulu lah. Tidak menggunakan gigi 3, 4, 5, 6, tapi yang bisa bergerak karena kan yang namanya driver kan profesi, yang tidak mudah untuk mencari driver sekarang," kata dia.

Share this Post:

Berita Terkait

E-Magazine Nusae