Karyawan PHRI dan Pengusaha Menengah Ke Bawah Butuh Perhatian

KLIKNUSAE.Com – BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DKI Jakarta meminta pemerintah untuk memperhatikan karyawan PHRI dan pelaku usaha menengah ke bawah yang terdampak pandemi Covid-19.

Dalam konferensi pers dengan tema  dampak dan rekomendasi PHRI DKI Jakarta terhadap PPKM Mikro Darurat, di Jawa – Bali, 3 – 20 Juli 2021, Rully Rivai Wakil Ketua Bidang restoran BPD PHRI Jakarta mengatakan bahwa pihak yang paling terkena dampak dari pandemi ialah karyawan perhotelan maupun restoran dan pengelola restoran menengah ke bawah seperti pedagang kaki lima.

“Yang lebih terkena dampak besar yakni pengusaha restoran menengah ke bawah seperti kaki lima,” kata Rully dalam konferensi pers, Senin, 05 Juli 2021.

Dirinya mengatakan bahwa pendapatan restoran kelas menengah ke atas setidaknya mencapai 20% hingga 25%. Sedangkan, untuk restoran kelas menengah ke bawah angkanya jauh di bawah.

BACA JUGA: PHRI DKI Jakarta Sampaikan Usulan Agar Hotel dan Resto Selamat, Apa Saja

Senada dengan pernyataan tersebut, ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DKI JAKARTA, Sutrisno Iwantono memaparkan bahwa memang sebagian besar karyawan perhotelan yang terdaftar di PHRI sudah divaksin. Namun, vaksinasi tersebut perlu diperluas ke keluarga karyawan.

Resiko Penularan Covid Tinggi Jika Tidak Divaksin

“Karena kalau keluarga karyawan tak ikut divaksin akan ada resiko penularan dari rumah,” kata Iwan.

Pihaknya pun mengatakan bahwa karyawan yang terdampak pandemi perlu diberikan bantuan insentif. Baik dalam bentuk tunai ataupun suplemen dan vitamin untuk menjaga kesehatan.

“Kami meminta adanya bantuan insentif bagi karyawan. Misalnya bantuan suplemen dan vitamin agar karyawan bisa menjaga kesehatan,” kata Iwan.

Dirinya memperkirakan, jumlah karyawan bidang perhotelan maupun restoran di Indonesia yang terdampak pandemi seperti dirumahkan mencapai sekitar lima ratus ribu.

“Untuk jumlah yang di Jakarta saja sudah menyentuh angka seratus ribu karyawan,” katanya.

Sedangkan untuk jumlah hotel yang tutup, Iwan belum bisa menyebutkan jumlah pasti dikarenakan sebagian besarnya tidak melapor ke pengurus PHRI Jakarta.

“Hampir semua hotel di Jakarta yang tutup tidak melapor. Kebanyakan hotel yang tutup yakni non-bintang dan tak ikut keanggotaan,” kata Iwan.

Ia menegaskan, pemerintah harus bertindak untuk memberikan bantuan kepada karyawan dan pelaku usaha pariwisata menengah ke bawah yang terdampak pandemi.

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae