Ridwan Kamil Maju Nyapres 2024: Saya Punya Modal Elektoral
BANDUNG, Kliknusae.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secara terbuka mengemukakan dirinya siap maju dalam pencalonan presiden (Capres) pada 2024 mendatang.
Meski ada beberapa persyaratan untuk bisa masuk dalam kandidat calon presiden, pria yang akrab disapa Emil ini mengaku, jika takdir mengizinkan tidak ada yang tak mungkin.
"Ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yakni elektoral, modal, dan dukungan partai. Dari ketiga syarat itu, saya memiliki syarat electoral," kata Emil dalam podcast 'Indonesia Rakyat Club' di Seru Channel yang ditayangkan di YouTube Transvision Official, Rabu 2 Mei 2021.
"Saya sudah dua kali pilkada ya, di pilwalkot ada pengalaman, di pilgub ada pengalaman. Kalau nanti ada takdirnya, kita ikuti takdirnya dengan sebaik-baiknya," lanjutnya.
Dalam podcast tersebut, Kang Emil langsung ditanya terkait rencananya pada Pilpres 2024. Termasuk soal isu dijodohkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Berbicara mengenai pilpres, Emil menuturkan ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yakni elektoral, modal, dan dukungan partai. Dari ketiga syarat itu, dia mengaku baru memiliki syarat elektoral.
"Nah, saya dan Mas Anies itu tidak punya partai pengusung, belum ya. Saya juga, apalagi belum punya modal. Jadi yang saya punya hanya electoral," katanya.
"Oleh karena itu, saya melihat, karena saya belum punya bujet, belum punya tim, apalagi yang deklarasi-deklarasi. Saya melihat korelasi elektoral saya itu berbanding lurus dengan kinerja," ujarnya.
Menurut Emil, kalau kinerja baik, bisa men-deliver janji kepada rakyat. Ia mengasumsikan hal itu diapresiasi oleh media, oleh masyarakat dan pada elektoral di survei.
"Jadi artinya, karena modal saya hanya itu, maka saya fokus bekerja dengan baik, menyelesaikan tugas, visi-misi, sehingga kalau rakyat menyukai dan memberikan poin elektoral, ya alhamdulillah," tambah Emil.
Kang Emil juga menanggapi soal isu perjodohan dirinya dengan Anies Baswedan. Menurut dia, perjodohan dalam politik tak bisa dihitung secara matematika.
"Kalau dalam politik, saya belajar bahwa berpasangan itu tidak bisa diprediksi sejak awal. Karena politik itu bukan matematik. Apakah KH Ma'ruf Amin didukung bertahun-tahun sebelum pemilihan, kan tidak. Pak KH Ma'ruf Amin datang di akhir-akhir waktu. Sehingga perjodohan itu bukan matematik seperti yang kita asumsikan sekarang. Kedua, berjodoh dengan siapa pun dalam politik, kita belajar mencintai setelah akad nikah. Kira-kira begitu," ujar Emil.
"Siapa pun, kalau memang ada takdirnya, saya jalani, bisa dengan Mas Anies, bisa dengan yang lain siapa pun. Iya, dengan Mas Ganjar juga, kami sangat bersahabat karena sering tampil di forum-forum gubernur," kata Emil menegaskan.
Emil mengungkapkan hubungannya dengan dua nama di atas. Dengan Anies misalnya, dia sama-sama menjadi pengurus forum gubernur se-Indonesia, di mana Anies sebagai ketua dan Emil sebagai wakilnya.
Sementara itu, dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Emil mengaku punya irisan saat dia menjadi ketua umum daerah penghasil migas dan Ganjar menjadi dewan penasihat.
"Jadi banyak irisan-irisan kebersamaan. Jadi kalau ditanya, dua-duanya insyaallah cocok. Usianya satu generasi. Datang dari kepala daerah yang sama, inilah momentum takdir. Apakah satu, Allah memberi jalan. Dua, apakah Allah menjodohkan. Kalau dua itu terpenuhi, kita jalani," tuturnya.
"Takdir itu datang kadang-kadang kita rencanakan, datang kadang-kadang tidak kita rencanakan. Tapi baik direncanakan atau tidak, kalau takdir itu baik, kita jalani, insyaallah," ucap Emil.
Selain bicara soal Pilpres 2024, Ridwan Kamil juga buka-bukaan soal kontroversi petani milenial sampai penanganan COVID-19 di Jawa Barat. (*/adh)
Sumber: detikcom