Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Sebut Sikap Kritis Mahasiswa Jadi Modal Perubahan
KLIKNUSAE.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan bahwa sikap kritis mahasiswa merupakan modal penting yang dapat membawa manfaat. Baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Lebih jauh, menurutnya, sikap kritis juga mampu menghadirkan perubahan nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal itu disampaikan Dedi Mulyadi saat menghadiri acara Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Pasundan (Unpas) Tahun Akademik 2025/2026 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Kota Bandung, Selasa 16 September 2025.
"Hari ini bertemu dengan teman-teman mahasiswa Unpas. Yang paling utama, saya mengapresiasi mahasiswa yang menyampaikan berbagai gagasan kritis bagi negara. Tujuannya untuk melakukan evaluasi baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif," ucap Dedi Mulyadi yang akrab disapa KDM.
Ia menekankan, kritik dan gagasan mahasiswa dapat menjadi bahan evaluasi terhadap jalannya pemerintahan, termasuk dalam pengelolaan keuangan negara.
“Terutama evaluasi tentang bagaimana negara efisien dalam melakukan pengelolaan keuangan dan berorientasi pada kemakmuran rakyat sehingga kebutuhan pokok dasar masyarakat terpenuhi,” tambahnya.
Lebih lanjut, KDM mengajak mahasiswa untuk berkarakter jujur dan bertanggung jawab, dimulai dari hal-hal kecil di lingkungan keluarga.
Jangan Tilep Uang Semester
“Kalau negara tidak boleh koruptif, mahasiswa juga tidak boleh koruptif sama orang tuanya. Tidak boleh menilap uang semesteran, tidak boleh boros,” katanya.
Menurutnya, hal itu menjadi prasyarat membangun civil society atau masyarakat madani yang kuat.
“Pemimpinnya kuat, rakyatnya juga harus kuat. Pemimpinnya jujur, rakyatnya juga jujur, generasi penerusnya juga harus jujur,” tegasnya.
Selain menekankan pentingnya sikap kritis, KDM juga menyoroti relevansi antara dunia pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja.
Ia mendorong perguruan tinggi untuk menyiapkan tenaga terampil melalui link and match pendidikan dan industri.
“Problem pendidikan kita itu antara kebutuhan pasar dengan lulusan perguruan tinggi tidak match. Itu yang harus segera dibenahi,” jelasnya.
Gubernur juga berharap mahasiswa mampu menghasilkan inovasi nyata sebagai bekal menghadapi persaingan global.
“Sebaiknya ke depan skripsi, disertasi, tesis itu selain bentuk karya tulis, juga menghasilkan suatu produk,” ungkapnya.
Tak hanya itu, civitas akademika juga diajak lebih peka terhadap persoalan lingkungan, termasuk pengelolaan sampah yang banyak terjadi di perkotaan tempat kampus berada.
“Itulah apa yang ada dalam pikiran saya. Seseorang menjadi sarjana karena mempunyai produk, bukan hanya gelar,” pungkas KDM. ***