"Work From Bali" Untuk Keseimbangan Atasi Pandemi dan Pemulihan Ekonomi

JAKARTA, Kliknusae.com - Program "Work from Bali" atau bekerja dari Bali merupakan suatu kebijakan yang dirancang dalam rangka menjaga keseimbangan.

Selain penanganan guna mengatasi pandemi juga menjaga pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam membantu membangkitkan kembali kinerja perekonomian Bali.

"Yang ingin dijaga keseimbangannya adalah penanganan COVID-19 dan juga pertumbuhan ekonominya," kata Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo R.M. Manuhutu dalam konferensi virtual terkait Work From Bali yang digelar, Sabtu, 22 Mei 2021.

Odo mengingatkan bahwa berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa proses vaksinasi paling cepat dan paling tinggi di Indonesia adalah di Bali.

Dimana hal itu disengaja oleh pemerintah dengan tujuan agar dapat menimbulkan kepercayaan kepada publik secara luas bahwa Bali adalah tempat yang aman yang bisa dikunjungi.

Baca Juga :

Tak Hanya Bali, Sandiaga Gagas Program Work From Any Destination

Apalagi, ia mengingatkan bahwa kinerja perekonomian Bali mengalami kontraksi yang cukup dalam yaitu minus 9,36 persen yoy pada kuartal I-2021, yang dampaknya bisa dilihat bila mengunjungi Bali.

"Banyak hotel (di Bali) yang beroperasi dengan minimum capacity yaitu sekitar 10 persen," katanya.

Kondisi ini, tentu saja cukup berat karena untuk membayar gaji saja kurang memadai dan sebuah hotel untuk bisa membayar perawatan paling tidak occupancy rate atau tingkat keterisiannya harus sekitar 30-40 persen.

Mengenai kebijakan Work From Bali, lanjut Odo, tercetus setelah melihat pelaksanaan Bali Investment Forum beberapa waktu lalu ternyata bisa meningkatkan keterisian dari sebelumnya 8-10 persen, menjadi sekitar 50 persen setelah penyelenggaraan event tersebut.

Dengan demikian, program ini bila dijalankan diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan juga menggairahkan kembali aktivitas perekonomian di Pulau Dewata yang sedang terpuruk.

Senada, Kepala BI Perwakilan Bali Trisno Nugroho mengingatkan bahwa struktur perekonomian Bali itu sekitar 52-56 persen sangat bergantung kepada sektor pariwisata.

"Seperti halnya kereta api, lokomotif ekonomi Bali itu sejak lama adalah pariwisata," kata Trisno.

Maka ketika terjadi pandemic seperti sekarang  maka Bali sangat terkena dampaknya.

Baca Juga:

Pemerintah Buat Program Work From Bali Untuk Tingkatkan Pemulihan

Trisno memprediksi bahwa sampai akhir 2021 ada kemungkinan pertumbuhan Bali berpotensi untuk kontraksi atau mengalami penurunan, yang merupakan hal kontras dengan kondisi di tempat atau pulau lain yang sudah ada mengalami pertumbuhan yang positif.

Ia juga menyebutkan bahwa kebijakan "Work From Bali" selaras dengan program di negara lain yang fokus wisatanya kepada pasar domestik.

Bali, masih menurut dia, harus dijaga sebagai salah satu destinasi pariwisata terbaik di dunia karena bila tidak akan tertinggal dari kompetitor regionalnya seperti Bangkok, Singapura, dan Kuala Lumpur.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa mengemukakan bahwa dalam kondisi normal, Bali berkontribusi sangat besar kepada perekonomian nasional seperti dari devisa, di mana sekitar 40 persen kontribusi berasal dari kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata tersebut.

Baca Juga:

BI Ingatkan Bali Jangan Hanya Andalkan Wisman Dalam Pemulihan Ekonomi

Putu Astawa juga mengingatkan bahwa sektor pariwisata di Bali juga menampung jutaan tenaga kerja, tidak hanya asal Bali semata, tetapi juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi berbagai kalangan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.

Ia berpendapat bahwa kebijakan Work From Bali adalah hal yang sangat melegakan yang ke depannya diharapkan dapat bisa menumbuhkan semangat dan optimisme di dalam sektor pariwisata agar para pelaku usahanya juga tidak menjadi frustrasi.

Sebelumnya, Kemenko Marves melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Dukungan Penyediaan Akomodasi untuk Peningkatan Pariwisata The Nusa Dua Bali dengan ITDC pada Selasa, 18 Mei 2021 lalu.

MoU tersebut dibuat sebagai upaya dalam mendukung peningkatan pariwisata Bali, di mana Kemenko Marves dan tujuh kementerian/lembaga di bawah koordinasi Kemenko Marves akan melaksanakan program Work From Bali (Kerja dari Bali).

Ke tujuh kementerian itu yaitu Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian ESDM, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Investasi/BKPM.

Sebanyak 16 hotel yang berada dalam kawasan The Nusa Dua telah berkoordinasi dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua untuk melakukan kerja sama dalam penyediaan akomodasi dan fasilitas hotel dengan Kemenko Marves. (*/adh)

Sumber : Antara

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya