Myanmar Tak Lagi "Recomended" Untuk Tujuan Wisata
Kliknusae.com - Sempat mentereng di posisi pertama sebagai negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat dunia tahun 2020, Myanmar terancam kehilangan potensi wisata.
Apalagi, kalau bukan karena "huru-hara" politik yang terjadi di negara yang dulu dikenal sebagai Burma itu.
Junta militer setempat, Senin (1/2/2021), mengumumkan bahwa pihaknya mengambil alih kekuasaan dan menetapkan masa darurat selama satu tahun ke depan.
Dalam kurun waktu tersebut, negara tidak menjamin kestabilan keamanan dalam negeri. Sewaktu-waktu perpecahan bisa terjadi karena munculnya perlawanan dari masyarakat sipil.
Panglima militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing sendiri yang memimpin kudeta militer dengan menangkap pemimpin de-facto Aung San Suu Kyi dan tokoh senior pemerintahan lainnya.
Militer juga mengumumkan bahwa kekuasaan telah diserahkan kepada Jenderal Min Aung Hlaing sebagai Panglima Militer Myanmar.
Beberapa negara pun telah mempersiapkan travel warning bagi warganya yang akan berkunjung di Myanmar.
Para wisatawan diminta sementara ini untuk tidak memasuki wilayah yang berpotensi perang saudara tersebut.
Padahal dari sisi pariwisata Myanmar sempat bergerilya untuk mengembangkan pariwisatanya.
Seperti dilansir dari The Nation Thailand, Myanmar menjadi negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat dunia tahun 2020. Peringkat ini dianugerahkan oleh United Nations World Tourism Organisation (UNWTO).
Myanmar Tourism Marketing, bagian dari Federasi Pariwisata Myanmar mengatakan bahwa negara ini mengalami peningkatan jumlah wisatawan dari tahun ke tahun. Jumlahnya mencapai 40,2 persen.
"Kami perlu mempertahankannya. Momentum ini berlangsung selama bertahun-tahun," ujar May Myat Mon Win, Ketua Pemasaran Pariwisata Myanmar.
Pemerintah Myanmar saat itu berjanji akan akan memfasilitasi wisatawan dengan akses yang lebih mudah. Tentu saja langkah ini dibuat agar nama Myanmar semakin dikenal oleh dunia.
Salah satu strateginya adalah membebaskan visa. Negara-negara yang bebas visa adalah beberapa negara Asia Tenggara, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Makau.
Sementara untuk India, China daratan, Australia, Austria, Republik Ceko, Jerman, Hongaria, Italia Luksemburg, Selandia Baru, Rusia, Spanyol dan Swiss menggunakan Visa on Arrival.
Myanmar benar-benar 'jual diri'. Ini terlihat dari 100 negara yang disetujui untuk mendapatkan persetujuan e-visa dalam 3 hari. Sehingga warga negara tersebut bisa mendapatkan kepastian kunjungan.
Di tahun 2021, semangat Myanmar masih juga membara. Bulan Mei-September, Myanmar akan mengadakan kampanye wisata Green Season.
Kampanye wisata ini mendapat dukungan dari hotel, maskapai penerbangan dan operator tur. Karena tujuan Myanmar hanya satu, mempercepat perkembangan pariwisata.
Berikut 10 negara yang mengalami perkembangan pariwisata paling cepat pada tahun 2020 lalu menurut UNWTO:
- Myanmar 40,2 persen
- Puerto Rico 31,23
- Iran 27,94
- Uzbekistan 27,35
- Montenegro 21,46
- Mesir 21,17
- Vietnam 16,28
- Filipina 15,1
- Maldives 14,9
- Bahama 14,6
(dtk/adh)