Soal Perayaan Pergantian Tahun di Bali, Masih Menunggu Keputusan Gubernur
BALI, Kliknusae.com - Beberapa daerah di Indonesia belum memutuskan apakah akan tetap ada perayaan pergantian tahun seperti yang berlangsung sebelum terjadinya pandemi corona.
Salah satunya adalah di Provinsi Bali--yang selama ini merupakan barometer pariwisata nasional, belum mengeluarkan kebijakan terkait, boleh tidaknya digelarnya perayaan akhir tahun.
"Kami masih menunggu kebijakan yang akan dikeluarkan Pak Gubernur. Jadi, belum ada regulasi, pakah boleh atau tidak ada perayaan pergantian tahun baru yang mengundang kerumuman orang," kata Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa ketika dihubungi Kliknusae.com, Jumat (11/12/2020).
Disadari, dalam situasi pandemi seperti sekarang, upaya yang dilakukan Dinas Pariwisata Bali adalah terus-menerus mengingatkan agar masyarakat, wisatawan dan industri pariwisata tetap memperhatikan protokol kesehatan.
"Kita tidak ingin para tenaga medis yang selama 10 bulan ini sudah berupaya keras menekan penularan Covid-19 hasilnya sia-sia. Oleh sebab itu kami juga mendukung penuh dengan cara mencegah adanya kerumuman orang yang bisa berpotensi menularkan virus corona," tambah Putu.
Menurut Putu, industri pariwisata di Bali sampai sekarang masih berjalan seperti biasa. Untuk saat ini wisatawan domestik masih bisa menikmati keindahan Bali dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
Begitu pun dengan hotel, restoran, maupun obyek wisata masih diperbolehkan buka dengan ketentuan yang sudah dikeluarkan pemerintah daerah.
Syarat aktivitas kegiatan bisnis diantaranya harus mematuhi protokol kesehatan dengan membatasi jumlah pengunjung yakni 50 persen dari kapasitas yang tersedia.
Sementara itu, dibagian lain Kepala Satpol PP Bali Dewa Nyoman Rai Darmada mengatakan, pihaknya akan memantau dan mengawasi di lokasi yang berpotensi terjadi kerumunan.
Hal ini untuk memastikan protokol kesehatan dipatuhi pada malam pergantian tahun baru,
"Kami pantau dengan pengawasan langsung ke tempat jadi titik berkumpul," kata dia.
Meski demikian, dalam waktu dekat, akan ada imbauan dari Pemprov Bali agar warga tidak berkumpul atau berkerumun saat tahun baru nanti.
"Imbauan akan ada nanti oleh Gubernur dan Bupati, Wali Kota, agar tak kumpul-kumpul pesta seperti itu," kata dia.
Darmadi menambahkan, masyatakat di Bali cukup bisa dipercaya untuk mematuhi protokol kesehatan.
Hal ini karena masyarakat ingin pariwisata Bali segera pulih.
"Mereka merasa beratnya pariwisata (ditutup). Pariwisata nyaris kosong dan mem-PHK mereka. Mereka sadar menjaga prokes untuk menjaga bali aman Covid," kata dia.
Sebagaimana diketahui, dari September hingga pekan kedua Desember, sebanyak 11.693 masyarakat terjaring razia atau operasi yustisi penegakan protokol kesehatan.
Dari jumlah tersebut, warga yang dikenai denda sebanyak 1.772 dan yang dilakukan pembinaan 9.921.
Sementara itu, sebanyak 112 orang di Bali terkonfirmasi positif Covid-19 pada Kamis (10/12/2020). Lalu pasien sembuh bertambah sebanyak 99 orang, dan 4 orang meninggal dunia.
Secara kumulatif, pasien terkonfirmasi positif 15.330 orang, sembuh 13.900 orang (90,67%), dan meninggal dunia 459 orang (2,99%).
Kasus aktif menjadi 971 orang (6,33%), yang tersebar dalam perawatan di 17 RS rujukan, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima dan BPK Pering.
Dibagian lain, Sekretaris Masyarakat Sadar Wisata (MASATA) I Ketut Swabawa berharap keberadaan vaksin Covid-19 yang sudah masuk ke Indonesia akan mempercepat pemulihan sektor pariwisata.Apalagi pemerintah daerah juga telah mengucurkan program dana hibah pariwisata dari pemerintah pusat yang dialokasikan untuk reaktivasi usaha pariwisata.
"Saya mendukung jika vaksin didistribusikan ke sektor pariwisata secepatnya. Setelah audit CHSE untuk kesiapan beroperasinya usaha pariwisata, dana hibah pariwisata yang diterima Bali mencapai 1.2 T juga agar tepat sasaran yakni sebagai modal kerja perusahaan yang telah menerima dana tersebut," kata Ketut Swabawa yang juga Tim Verifikasi CHSE Usaha Pariwisata Kabupaten Badung, Bali ini.
Ia menilai program vaksin pada sektor pariwisata akan mampu menciptakan public trust sebagai bentuk rasa aman untuk berwisata ke Bali.
"Saya yakin ini akan mampu sebagai akselerator pemulihan perekonomian di Bali," tambahnya. (adhi)
Redaksi: Terjadi perbaikan dalam artikel ini pada pukul 17.04 WIB, Jumat (11/12/2020). Sebelumnya redaksi mohon maaf atas ketidaknyaman pembaca. Terima kasih.