Tenang,Pemerintah dan Pengusaha Sedang Merumuskan THR
Kliknusae.com - Pemerintah,pengusaha dan serikat tenaga kerja saat ini sedang berdialog untuk merumuskan agar Tunjangan Hari Raya (THR) tetap bisa diberikan.
Sebelumnya, pengusaha meminta pemerintah memberikan keringanan dalam pembayaran THR kepada karyawan. Hal ini disampaikan karena merebaknya corona (Covid-19) membuat kegiatan usaha terhambat sehingga perlu penyesuaian THR, entah dengan membayar setengahnya saja atau dicicil.
Merespons permintaan itu, Kasubdit Pengawasan Norma Waktu Kerja Waktu Istirahat Pengupahan Kementerian Ketenagakerjaan Franky Watratan menjelaskan pemerintah sudah berbicara dengan pengusaha dan pekerja untuk mencari kebijakan yang tepat.
"Jadi yang pasti sudah ada dialog kementerian dengan asosiasi pengusaha, serikat pekerja, sudah ada pembicaraan. Tinggal nanti mencari keputusan terbaik kemudian mencermati perkembangan ke depan," kata Franky, Kamis (2/4/2020)
Pihaknya tidak bisa mengambil keputusan dengan cepat karena perlu melihat perkembangan wabah Covid-19. Harapannya pengusaha tetap bisa memberikan THR secara normal jika asumsinya pandemi tersebut bisa segera teratasi.
"Ini kan Lebarannya kan masih bulan depan ya. Kita kan nggak tahu pandemi ini bisa saja berakhir di akhir bulan ini kan kita nggak tahu. Saat ini pemerintah masih diskusi dengan pekerja maupun dengan pengusaha," jelasnya.
Pada saatnya, dia memastikan akan ada langkah-langkah yang dikeluarkan dalam menyikapi kendala pembayaran THR.
"Kan kita ada proses. Yang pasti saat ini kementerian lagi berproses kan seperti apa nanti polanya, kita tunggu," tambahnya.
Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani mengatakan banyak opsi yang sudah disampaikan pengusaha soal THR. Ada yang ingin membayar setengahnya saja, ada juga yang mau membayar penuh tapi dicicil.
"Ini memang ada teman-teman kita mungkin mau bayar full, tapi terkendala karena terdampak langsung. Ada juga yang 50%. Ada juga yang tetap komit, tapi boleh nggak dicicil, jadi tidak semua. Ujungnya karena apa? Cashflow lah ini," kata Rosan sebagai dikutif detikcom.
(adh)