Kemendes PDTT Genjot Potensi Desa Wisata di Sumba, NTT

Kliknusae.com - Demi kemajuan pariwisata Indonesia, era digitalisasi ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Termasuk potensi digitalisasi desa wisata di daerah tertinggal. Karena itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT) berupaya menggenjot potensi desa wisata di daerah tertinggal.

Dalam rangka digitalisasi pariwisata di daerah tertinggal, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Samsul Widodo melakukan kunjungan kerja di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selama tiga hari, mulai Minggu (15/3). Di sana, Samsul meresmikan implementasi digitalisasi pariwisata di daerah tertinggal.

"Potensi pariwisata di Sumba cukup banyak, namun masih banyak orang yang belum tahu wisata-wisata yang ada di Sumba, oleh karena itu potensi pariwisata tersebut harus dipromosikan secara digital, agar semakin banyak masyarakat yang tahu," papar Samsul Widodo, ditemui saat menghadiri atraksi budaya Pasola di Desa Wihura, Kecamatan Wanukaka, Kabupaten Sumba Barat, Senin (16/3/20) lalu, dikutip dari laman Kemendes PDTT.

Atraksi budaya Pasola merupakan sebuah tradisi masyarakat Sumba yang dirayakan untuk menyambut masa panen sekaligus untuk memulai masa tanam. Pasola dimainkan dua kelompok sembari menunggang kuda dengan bersenjatakan tombak atau lembing kayu yang tumpul. Keduanya lalu akan saling serang dengan melemparkan lembing ke arah lawan.

Penampilan atraksi budaya Pasola ini, selalu menyedot ribuan penonton. Sehingga menjadi salah satu event pariwisata yang ada di Sumba yang akan didigitalisasi. Selain itu, ada juga Rumah Budaya Sumba yang terletak di Sumba Barat Daya dan Ekowisata Mangrove Libu Ranni di Sumba Barat yang diresmikan Dirjen PDT sebagai lokasi wisata yang sudah mengimplementasikan sistem e-ticketing.

Langkah penetrasi digital di daerah tertinggal tersebut, Ditjen PDT menggandeng Telkom Indonesia, melalui anak perusahaannya, Metranet dan LinkAja. Perusahaan itu yang akan mempromosikan dan memasarkan paket-paket wisata di Pulau Sumba secara digital dan implementasi sistem pembayaran e-ticketing menggunakan cashles payment.

Jalinan kerja sama inipun ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal dengan Metranet dan LinkAja terkait implementasi digitalisasi desa wisata di daerah tertinggal dan destinasi super prioritas yang dilakukan di pesisir Pantai Pahiwi, Desa Wihura, Kecamatan Wanukaka, Kabupaten Sumba Barat, Senin (16/3/20) lalu.

Di kesempatan yang sama, Deputi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah LinkAja, Verdy Hendra Permadi mendukung apa yang telah dilakukan Ditjen PDT, khususnya dalam menghadirkan layanan cashless payment system di lokasi-lokasi pariwisata di daerah tertinggal.

"Kehadiran LinkAja di Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sumba Barat merupakan bentuk komitmen kami untuk meningkatkan pemerataan akses layanan keuangan digital di seluruh Indonesia," ungkap Verdy.

Saat kunjungannya ke Pulau Sumba ini, Samsul Widodo juga berdialog dengan para Kepala Desa di Kabupaten Sumba Barat Daya, Sumba Barat, dan Sumba Timur. Ia pun menyatakan bahwa alokasi Dana Desa dapat digunakan untuk pengembangan desa wisata.

"Dana desa bisa digunakan untuk pengembangan desa wisata, dengan membangun spot-spot selfie misalnya, sehingga banyak pengunjung yang datang untuk berfoto dan mempostingnya ke media sosial," jelas Samsul.

Sementara untuk promosi pariwisata secara digital, lanjut Samsul, bisa dengan memanfaatkan media sosial, misalnya dengan memposting lokasi-lokasi wisata yang ada di Sumba, sehingga pariwisata di Sumba akan muncul secara digital.***(IG)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae