Pesantren OPOP Curi Perhatian Delegasi Dunia di World Halal Summit

Kliknusae.com - Dalam ajang World Halal Summit (WHS) 2019 yang berlangsung di Istanbul, Turki, pada 28 November - 1 Desember 2019 lalu,  program OPOP (One Pesantren One Product) mencuri perhatian sejumlah delegasi dunia. Mereka merasa kagum dengan sistem pendidikan pesantren di Indonesia.

Sistem yang dimaksud, yaitu sistem yang bisa menggabungkan pendidikan agama Islam dengan kemandirian ekonomi dan pemberdayaan masyarakat (community building). Selama ini dunia Islam menganggap lembaga pendidikan Islam di mana pun tidak memiliki fungsi pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Seperti dilansir laman Humas Jabar, perihal kekaguman para delegasi dunia tersebut terungkap dari banyaknya kunjungan ke stan pameran lima pesantren peserta program OPOP (One Pesantren One Product). Kelima pesantren ini, yaitu Koppontren Daarut Tauhiid (DT) Kota Bandung, Koppontren Al-Ashiriyyah Nurul Iman Sejahtera Kabupaten Bogor, Koppontren Al-Ittifaq Kabupaten Bandung, Koppontren Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan, dan Kopontren Fathiyya Al-Idrisiyyah Kabupaten Tasikmalaya.

Forum WHS sendiri merupakan konferensi tingkat dunia bagi para pelaku industri halal dunia yang berlangsung setiap tahun. Acara WHS tahun ini, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Jawa Barat membawa serta lima koperasi pesantren (koppontren) peserta OPOP.

Perwakilan koppontren ini, masing-masing membawa produk-produk unggulannya yang terdiri dari produk pertanian, fesyen , perikanan, kesehatan, kerajinan, produk olahan makanan minuman, serta jasa wisata halal tour dan travel. Produk-produk yang ditawarkan itupun menarik perhatian para calon pembeli.

Beberapa delegasi dunia yang menampakkan kekaguman datang dari delegasi Inggris, Senegal, Sudan, Palestina, Oman, Pakistan, dan lain-lain. Semua yang hadir dalam expo World Halal Summit tersebut adalah perusahaan-perusahaan besar. Namun, stan Jawa Barat berisi pesantren produktif.

"Ini menarik, kok yang melakukan bisnis bukan entitas bisnis, tapi lembaga pendidikan. Kok bisa ya pesantren di Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai enititas keagamaan, tapi juga menjadi entitas bisnis atau entitas sosial keagamaan," ungkap Ketua Dewan Masjid Inggris Raya Necdet Kolca, dalam bahasa Inggris.

Kolca menuturkan, jumlah muslim di Inggris kian bertambah. Dia berjanji akan mengabarkan sistem pendidikan pesantren yang unik ini. Dewan Masjid Inggris akan mengirim anak-anak muslim pada liburan tahun depan ke pesantren-pesantren Jawa Barat untuk mempelajari Islam yang peduli pada pembinaan ekonomi umat. Anak-anak ini akan belajar pertanian di Pesantren Al-Ittifaq, Ciwidey Bandung.

Selama ini, lanjut Kolca, banyak organisasi amal Islam dunia yang memberikan sumbangan kepada lembaga pendidikan keagamaan di negara-negara Afrika. Melalui OPOP ini dia mendapat informasi unik tentang pesantren di Indonesia.

Apresiasi lainnya disampaikan Hiba Al-Qadi, Direktur Kontrak dan Tender Dallah Group Companies. Hiba merasa kagum mengapa Daarut Tauhid sebagai lembaga pendidikan juga dapat melebarkan sayap ke sektor bisnis. Dia tak habis pikir mengapa DT dapat membangun masjid di Gaza, Perth, dan Selandia Baru.

Tercipta pula penandatanganan MoU antara Ketua Kamar Dagang dan Industri Senegal Ali Diou dengan Umi Waheeda pimpinan Koppontren Al Ashiriyyah Nurul Iman Sejahtera, Kabupaten Bogor. Selain transaksi bisnis pembelian beras, kerja sama tersebut juga meliputi manajemen pesantren berbasis sistem pendidikan berkualitas berdasarkan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship).

Negara lain seperti Palestina, Kenya, dan India pun turut meminta masukan ke Jawa Barat tentang sistem pendidikan pesantren. Bahkan India telah meminta Umi Waheed menjadi pembicara pada Forum Halal India di Ahmaderabad dalam waktu dekat.

Sementara itu, Kepala Dinas KUMKM Jabar, Kusmana Hartadji merasa bangga bahwa beberapa pondok pesantren memiliki produk-produk yang diunggulkan dan menembus pasar dunia. Jabar mempunyai 88 pesantren yang dianggap unggul. Lima pesantren yang pameran di Turki merupakan role model yang diajukan Pemprov Jabar ke dunia internasional dan mendapat sambutan hangat.

"Saya melihat langsung antusiasme pasar luar negeri dengan pesantren-pesantren ini dalam World Summit ini. Terbukti dengan adanya MoU-MoU pembelian produk-produk pesantren kita," tuturnya.

Kusmana menambahkan, untuk memenuhi permintaan pasar dunia ini, maka semua pesantren harus bekerja sama, karena tidak mungkin pesanan yang banyak itu dipenuhi satu pesantren saja. Selain itu, tindak lanjut dari pameran internasional ini perlu melibatkan dinas-dinas lain di luar Dinas KUMKM.

Ke depannya, Kusmana berharap agar pesantren yang ikut lebih dari lima. Namun pesantren itu harus punya kemampuan berkomunikasi, memahami sistem perdagangan.

"Dalam pameran seperti ini, kendalanya adalah bahasa. Perusahaan-perusahaan yang bertransaksi dengan pesantren kita berasal dari negeri-negeri yang berbahasa Prancis, Afrika, Arab, Rusia dan lain-lain," imbuhnya.

Dinas KUMKM juga berfokus pada pelatihan untuk menghadapi ekspor saja. Selain prosedur ekspor, juga ada pelatihan negosiasi.*** (IG)

 

 

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae