ASITA: Materi WJF 2019 Oke, Sayang Belum Diimbangi Fasilitas Pengunjung

Kliknusae.com - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Association Of The Indonesian Tous ang Travel Agencies/ASITA) memberikan penilaian cukup baik pada event West Java Festival (WJF) 2019 yang berlangsung di kawasan Gedung Sate, 1-3 November 2019.

Terutama materi event sangat menarik karena keragaman seni budaya dan kuliner. Dilihat dari antusias pengunjung juga memperlihatkan bahwa penyelenggara event mampu memberikan suguhan yang menghibur.

"Sayangnya, event sebagus ini belum diimbangi dengan fasilitas pengunjung. Terutama area parkir yang refresentatif. Banyak pengunjung yang harus berputar-putar untuk mendapatkan parkir," kata Ketua DPD ASITA Jawa Barat Budijanto Ardiansjah kepada Kliknusae.com,Sejin (04/11/2019).

Menurut Budijanto, pemerintah daerah sudah harus memikirkan venue untuk event berkelas WJF 2019 ini. Gedung Sate sudah tidak tepat untuk tempat perhelatan dengan kapasitas pengunjung yang lebih dari 10.000 orang.

"Bukan saja bagi pengunjung, masyarakat umum sudah mulai merasakan terganggu setiap akhir pekan. Khususnya saat ada event di Gedung Sate. Saya berharap ke depan sudah ada venue untuk event-event yang sering digelar di Gedung Sate," kata pria yang  akrab disapa Budi ini.

Materi WFJ 2019 banyak mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Salah satu yang menyedot perhatian pengunjung adalah festival karnaval yang diikuti 43 peserta.

Mereka berasal dari perangkat daerah Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dan beberapa provinsi lain. Di malam puncak festival, beberapa musisi kenamaan Tanah Air seperti Yura Yunita, Mustache and Beard, hingga Gigi juga mampu menghentak pengunjung.

Tak ketinggalan, terdapat 260 tenant produk-produk unggulan Jawa Barat, antara lain kuliner, fashion, dan kerajinan tangan, yang meramaikan festival ini.

Semua itu sangat dinikmati oleh para pengunjung sambil berkeliling di Area Jabar, Area Urban, Area Nusantara, serta Area Internasional, di kawasan Gedung Sate, Bandung.

Pemprov Jawa Barat pada saat bersamaan melaunching Smiling West Java, yang berisi informasi pariwisata Jabar. Bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Pemprov Jabar juga  meluncurkan Rumah Edukasi Anti Narkoba (RAN) yang menjadi salah satu upaya untuk menyelamatkan generasi muda dari penyalahgunaan narkoba.

Ditambahkan Budi, pihaknya sebetulnya sudah menjual paket event WJF 2019, namun karena perubahan jadwal pelaksanaan, akhirnya beberapa grup dari luar negeti tidak bisa.

"Kami sebetulnya sudah membidik event ini dengan menjual paket wisata. Rencanananya kan mau digelar pada Oktober, tapi kemudian digeser di November sekarang. Untuk wisatawan internasional mereka tiak bisa ikut merubah jadwal begitu saja," ujar Budi.

ASITA sendiri awalnya sudah mempromosikan event WJF 2019 di Oktober. Namun begitu terjadi perubahan.

"Waktu sangat menjadi perhatian para wisatawan untuk datang ke suatu event. Mereka sudah prepare jauh hari, baik untuk transportasi maupun booking akomodasi (hotel). Makanya kalau kita lihat berapa event di beberapa negara, soal waktu pelaksanaan event menjadi hal utama," tutupnya.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae