Sabar,Selesaikan Dulu Tol Cisumdawu Baru Ke Kertajati

Kliknusae.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat jangan tergesa-gesa memindahkan semua rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Sebaiknya semua pihak bersabar menunggu hingga tol Cileunyi Sumedang Dawuan (Cisumdawu) selesai.

Pengamatan empirik selama ini memperlihatkan belum maksimalnya operasional Bandara Kertajati karena persoalan jarak tempuh yang dinilai masih terlalu jauh.

Beberapa kali uji coba penerbangan, jumlah penumpang tak signifikan bahkan cenderung berkurang dan menghilang. Sekitar 90 persen penumpang yang mendarat di Bandara Kertajati adalah bertujuan ke Kota Bandung.

Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah dampak terhadap kunjungan wisatawan ke Kota Bandung dan sekitarnya (Kabupaten Bandung,Bandung Barat,Cimahi,Garut,Tasikmalaya) yang selama ini menjadi lokomotif ekonomi Jawa Barat.

Ketum Umum DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Jawa Barat Budianto Ardiansjah tak sepakat  atas rencana penutupan Bandara Husein Sastranegara sebagai bandara komersial.

"Wilayah Kota Bandung akan mengalami kerugian besar di sektor ekonomi dan pariwisata jika Bandara Husein Sastranegara ditutup total untuk penerbangan komersial," katanya.

Selama ini,apakah itu wisatawan Leisure maupun Meeting Incentive Convention Exhibition (MICE) tujuan utamanya masih ke Kota Bandung dan sekitarnya. Selain kesiapan infrastruktur yang tersedia seperti hotel dan destinasi, jarak tempuh dari bandara dinilai masih visible.

"Bandara Kertajati belum beroperasi dengan baik. Jarak tempuh yang terlalu jauh, Tol Cisumdawu belum selesai, serta belum ada jalur kereta bandara menyebabkan wisatawan kesulitan akses ke wilayah Bandung," kata Budianto, kemarin.

enurut catatan Asita Jabar, Kota Bandung pada saat ini mengalami penurunan tingkat kunjungan wisata setelah sejumlah rute penerbangan dipindahkan dari Husein Sastangera ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

"Kalau ingin bikin program pengembangan Bandara Kertajati, jangan mengorbankan Kota Bandung. Bandara Kertajati dan Bandara Husein Sastranegara harus berjalan secara bersamaan," tegas Budianto.

Budijanto meminta agar masalah ini bisa diselesaikan lebih komprehensif dengan mempertimbangan berbagai hal.

Apalagi persaingan regional semakin ketat. Banyak  bandara baru yang lebih menjanjikan karena kemudahan akses.

Sementara itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Tol Cisumdawu dapat beroperasi pada akhir 2020.

Kasatker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Yusrizal Kurniawan mengatakan, keberadaan Tol Cisumdawu akan memangkas perjalanan yang memakan waktu.

Untuk perjalanan dari Bandung ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati saja, nantinya hanya akan menelan waktu selama 45 menit hingga 1 jam.

"Shortcut, tidak perlu muter lagi untuk sampai ke Bandara Kertajati, bisa ditempuh 45 menit sampai 1 jam dari Bandung ke Kertajati," tuturnya di Bandung, belum lama ini.

Dia menjelaskan, Tol Cisumdawu merupakan tol pertama di Indonesia yang memiliki terowongan. Adapun panjang total Tol Cisumdawu ini ialah 60,4 km.

"Hampir semua spot Cisumdawu memiliki daya tarik tersendiri seperti jembatan panjang cinapel, galian terdalam 70m di Indonesia serta timbunan tinggi 38 km. Hampir semua ada, tanjakan ada, galian ada, terowongan ada," ujarnya.

Untuk diketahui, proyek Tol Cisumdawu dengan panjang 60,47 KM ini memiliki 6 seksi. Seksi I dan Seksi II proyek ini digarap oleh Pemerintah melalui Kementerian PUPR.

Sedangkan komposisi pemangku kepentingan untuk Seksi III hingga VI terdiri dari PT Citra Marga Nusaphala Persada, PT Jasa Sarana, PT Brantas Abipraya, PT PP (Persero), dan PT Waskita Karya.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya