Farid Patria:Biro Pameran dan Destinasi Penopang Penting Dalam MICE
Kliknusae.com - Pemerintah Jawa Barat sebaiknya fokus dalam pengembangan destinasi untuk menentukan venue bagi kegiatan Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE). Oleh sebab itu,Bandung sebagai etalase Jawa Barat harus dibuat semenarik mungkin agar menjadi pilihan MICE.
Terlebih saat ini MICE juga sudah berevolusi sebagai bisnis event. Banyak penyelenggara event besar berpotensi sebagai ceruk bisnis yang bisa digarap untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Hanya saja, membangun infrastrukur MICE tidak cukup tanpa didahului dengan kesiapan destinasi sebagai bagian yang tak terpisahkan.
"Saya ambil contoh seperti Pocari Sweat Run,Bali Run,Jember Festival dan yang lainnya. Ini memang tidak masuk dalam MICE, tetapi ada nilai bisnisnya. Karena bisnis event itu lebih luas dari MICE. Ada event organizer,event creator, professional conference organizer,client, user client dan yang lainya. Nah, mereka itu akan melihat destinasinya dulu," demikian dikemukakan General Manager Trans Luxury Hotel Bandung Farid Patria saat ditemui Kliknusae.com, Selasa (8/10/2019) di Trans Luxury Hotel Jalan Gatot Subroto No 289.
Sebagaimana diketahui Pemerintah Jawa Barat akan membangun fasilitas MICE yang terintegrasi dengan fasilitas lain yang dapat menjadi ikon destinasi wisata leisure.Pembangunan West Java Exhibition & Convention Center di kawasan Tegalluar,Gedebage, Kota Bandung menurut rencana akan menempati area seluas 10 hektar.
Di kawasan ini juga bakal berdiri pusat perbelanjaan modern, stadion, masjid terapung di atas danau yang diperkirakan pada tahun 2020 sudah beroperasi.
Menurut Farid, pentingnya penataan destinasi karena selama ini para pelaku event MICE tidak hanya sekedar meeting,incentive,convention, atau exhibition.
Tetapi lebih dari itu, sebelum dan setelah event mereka juga mempertimbangkan apa yang bisa lakukan di destinasi sekitar kawasan penyelenggaraan event.Komponen lain yang perlu dipersiapkan yakni kesiapan infrastruktur seperti ketersediaan akses bus yang bisa langsung masuk bandara.
"Ini penting,dan tentu juga dengan pendekatan yang lebih friendly. Di Bandung kira-kira sudah dilakukan belum,bagaimana menyambut tamu rombongan (grup traveler) saat mendarat di Bandara Husein Sastranegara,misalnya. Siapa yang mengelola transportasi disana. Pertanyaan ini juga yang harus kita jawab sebelum menuju sebagai Kota MICE," ungkap Farid.
Di beberapa daerah lain seperti Yogyakarta dan Bali pada umumnya tamu grup selalu disediakan bus langsung di bandara.
"Namanya grup, kan tidak mungkin kemudian harus diangkut dengan mobil-mobil kecil," kata Farid.
Dikemukakan Farid bahwa perencanaan MICE tidaklah sesederhana hanya membangun infrastruktur (gedung),tetapi juga banyak variable lain yang harus dipersiapkan. Termasuk juga didalamnya memiliki biro pameran (exhibition bureau) yang kuat.
Biro pameran ini menjadi tolak ukur sukses atau tidaknya penyelenggaraan MICE. Seberapa kuat para marketer didalamnya menyakinkan klien."Oleh sebab itu, Bandung itu perlu memiliki Bandung West Java Convention & Exhibition Bureau. Biro ini merupakan bagian dari organisasi yang akan memaketkan atau menjual destinasi. Menyediakan promotion tools dan organizer inspection. Tentu, biro ini harus diisi dengan orang-orang yang memang expert dibidangnya," tambah Farid.
Di beberapa negara, biro pameran ini benar-benar menjadi penopang dasar berjalannya bisnis MICE. Tak mengherankan jika di negara yang MICE-nya sudah berjalan baik memiliki banyak biro pameran.Sebut saja, Jepang memiliki 15 exhibition bureau, Korea (14),Australia (10),Malaysia (4),Singapura (1),Thailand (1) dan Indonesia 1 biro pameran, itu pun berada di bawah kementerian pariwisata.
Sedangkan di negara seperti Jepang,Korea, Australia mereka melibatkan semua elemen, mulai dari pemerintahan,pebinis,akademisi,legeslatif,ekonom,hukum dan lainnya untuk masuk dalan struktur exhibition bureau."Saya sendiri sudah menyampaikan master plane MICE ini kepada Pak Gubernur Ridwan Kamil. Jawa Barat sudah saatnya memiliki MICE mengingat potensinya cukup besar," ujar Farid.
Tergiur Industri MICEDibagian lain,kajian Oxford Economic 2018, dari dampak ekonomi sektor bisnis event Indonesia menempati urutan ke 17 mengalahkan Thailand yang ada di posisi ke 22, dengan direct spending US$6,3 miliar, direct GDP US$3,9 miliar, belanja rata-rata per partisipan US$296, dengan total peserta 21,4 juta orang, dan menciptakan pekerjaan langsung untuk 104.000 orang.
Berkaca pada data tersebut, Mohammad Arifin Sudjayana, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengemukakan betapa Jabar berhasrat untuk mengembangkan industri MICE di Tanah Parahyangan.
Dan Provinsi Jawa Barat kembali berusaha merealisasikan hasrat tersebut dalam beberapa tahun mendatang.
Dengan jumlah penduduk yang mencapai 48 juta orang sudah barang tentu akan menjadi pangsa pasar yang menggiurkan.Kemudian laju pertumbuhan ekonominya mencapai 5,17 persen, 60 persen industry manufaktur ada di Jabar, 7,09 persen jumlah kunjungan wisman, terdapat 77 jalan Tol, Bandara Internasional, diyakini dapat menarik minat para investor.
Selain itu, dalam rencana pembangunan infrastruktur, Jabar akan meningkatkan konektivitas di wilayahnya, baik skala lokal dengan MRT, regional melalui told an kereta api, serta nasional dan internasional dengan dibangunnya bandara internasional dan pelabuhan di beberapa wilayah di Jawa Barat.
Untuk meningkatkan pendapatan dari sektor MICE, Jawa Barat membagi dua skala pembangunan fisik dan fasilitas MICE. Untuk sekala lokal, Pemprov Jabar telah menyiapkan lahan seluas empat hectare di tengah kota.
"Lokasi lahan ini ada di pusat Kota Bandung. Mampu menampung pameran dari sekala kecil hingga menengah, antara 50 - 100 both atau tenan. Lahan punya pemprov dan clear," terang Arifin.Sedangkan untuk skala regional, Pemprov Jabar, akan membangun fasilitas MICE yang terintegrasi dengan fasilitas lain yang dapat menjadi ikon destinasi wisata leisure.
"Jawa Barat sedang membangun West Java Exhibition & Convention Center di kawasan Tegalluar. Gedebage, Kota Bandung.
Lokasi ini merupakan simpul jaringan dari rencana transportasi yang dan rencana pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat.
"Belum lama ini Gubernur Jawa Barat berkunjung ke Dubai untuk melihat Landmark, Lulu, Fakih dan Dubai Inc, para korporasi ini diharapkan akan mampu mensinergikan West Java Exhibition & Convention Center saling terkoneksi. Sebagaimana program Gubernur untuk menjalankan visi One Village One Product," tutup Arifin Sudjayana.
(adh/tmp)