Maskapai Mulai Gagal Mendarat Di Pekanbaru,Hotel Kehilangan Omset Puluhan Miliar

Kliknusae.com - Beberapa maskapai mulai gagal mendarat di Pekanbaru,Riau akibat kabut asap yang menutupi bandara. Pesawat Cililink,misalnya,yang semula harus leanding di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru harus dialihkan ke Batam, Jumat (13/09/2019).

Sementara itu lebih dari 200 hotel di Pekanbaru dipastikan kehilangan omset puluhan miliar. Tingkat hunian (okupansi) pun drop hingga tinggal dikisaran 30 persen. Banyak, tamu hotel atau grup yang membatalkan kegiatan di hotel.

"Ini menjadi pukulan berat bagi industri pariwisata di Pekanbaru. Semoga kabut asap segera cepat berlalu. Banyak tamu hotel yang membatalkan kegiatan di hotel. Orang yang juga menunda berpegian ke Pekanbaru," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Riau, Ir Nofrizal MM ketika dihubungi Kliknusae.com,Jumat petang (13/9/2019).

Menurut Nofrizal, memang ada beberapa hotel non bintang yang juga banyak menerima tamu yang mengungsi,namun jumlahnya tidak signifikan dibanding dengan mereka yang memilih menunda untuk berkegiatan di hotel.

"Kalau kabut asap belum juga teratasi,kemungkinan okupansi hotel akan terus anjlok. Ini bisa mengulangi kejadian serupa pada tahun 2015 silam yang sangat buruk bagi industri perhotelan. Oleh sebab itu, kami berharap ada langkah cepat pemerintah untuk mengatasi kabut asap ini," pinta Nofrizal.

Ditambahkan Nofrizal, dari laporan beberapa hotel sudah disampaikan banyak yang melakukan reschedule kegiatan di hotel.

"Tak bisa dipungkiri, ketergantungan hotel terhadap APBD itu sangat tinggi. Jadi, kalau kondisi seperti ini terus berlangsung, banyak dinas yang membatalkan rapat-rapat di hotel," katanya.

Secara umum okupansi hotel di Pekanbaru sebelum terjadi asap kabut masih rendah yakni hanya dikisaran 50 persen. Hal ini disebabkan "meroket"nya pertumbuhan hotel sehingga terjadi ketidakseimbangan antara supply and demand.

"Belum lama ini kami sudah berkirim surat kepada Gubernur dan Wali Kota untuk tidak lagi menarik investor membuka  usaha perhotelan. Artinya bukan moratorium karena itu kan hak orang berusaha,tetapi harus disesuaikan saja. Dalam kondisi yang over seperti sekarang,sebaiknya tidak lagi ada  pembangunan hotel baru," kata Nofrizal.

Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari perhotelan dan restoran di Pekanbaru seama ini setiap tahun mencapai Rp 160 miliar.

Semakin pekat kabut asap yang menutupi langit Pekanbaru akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), beberapa hari terakhir sangat menganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.

Jarak pandang hanya tinggal 300 meter saja. Jika beberapa hari lalu penerbangan masih relatif lancar, namun mulai hari ini kabut asap benar-benar mengacaukan jadwal penerbangan.

Setidaknya ada satu penerbangan yang dialihkan, serta empat penerbangan terlambat mendarat dalam estimasi waktu yang ditentukan.

Satu penerbangan yang dialihkan yakni maskapai Citilink dengan nomor penerbangan QG 936.

Seharusnya, penerbangan dari Jakarta ini mendarat di SSK II Pekanbaru pada pukul 07.15 WIB. Namun akhirnya dialihkan ke Batam lantaran tidak memungkinkan mendarat di Pekanbaru.

Lalu empat maskapai, diantaranya Batik Air nomor penerbangan ID 6856 asal Jakarta, Malindo Air nomor penerbangan OD 362 asal Subang Malaysia, Lion Air nomor penerbangan JT 124 asal Medan, Citilink QG 928 asal Medan, terlambat mendarat.

Pesawat ini pun terpaksa berputar-putar di udara.

Yogi Prasetyo, selaku Executive General Manager Bandara SSK II Pekanbaru menjelaskan, jarak pandang sifatnya fluktuatif.

"Memang sesuai prosedur beberapa penerbangan dapat ditunda sampai dengan jarak pandang aman. Faktor keamanan dan keselamatan dalam maskapai penerbangan menjadi yang utama," katanya.

Dia pun mengakui, untuk pagi ini ada beberapa penerbangan yang tertunda.

"Namun mulai jam 9.00 WIB semuanya sudah landing di SSK II karena jarak pandang sudah aman," sebutnya.

(adh/tbn)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae