Guntur,Kemenpar: Kami Punya Strategi Promosi Sendiri Melalui BAS
Kliknusae.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengapreasi pandangan Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi BS Sukamdani terkait dengan progam promosi dan branding pariwisata Indonesia diluar negeri.
"Kami mengucapkan terima kasih atas semua masukan yang disampaikan Pak Haryadi. Soal promosi, tentu kami sudah melakukannya dengan seoptimal mungkin," kata Guntur Sakti, Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar ketika dihubungi Kliknusae.com, Jumat petang (07/09/2019).
Guntur dimintai tanggapan atas apa yang disampaikan Ketua Umum PHRI bahwa selama ini pengembangan destinasi dinilai tidak fokus.
Pemerintah lebih menitikberatkan para branding saja,sementara dari sisi promosi diabaikan.
Guntur menjelaskan bahwa pihaknya memiliki strategi promosi tersendiri yakni dengan BAS,Branding,Adversting dan Selling.
"Tahun pertama 2014-2015 kita fokus ke Branding, karena harus memperkenalkan Brand Wonderful Indonesia di seluruh target market di seluruh dunia. Dalam hal branding, kita sukses menaikkan brand hingga peringkat 47 besar dunia, dari sebelumnya NA, not available," ungkapnya.
Baca Juga:Ketua PHRI Haryadi: Pemerintah Membiarkan Badan Promosi Indonesia Mati Suri
Kemudian pada tahun 2016 masuk ke fase Branding advertising. Dan 2017-2018-2019 ini fokus ke Selling.
"Misalnya Program Hotdeals di Kepri, itu selling, menjual dengan konsep More For Less, You Get More You Pay Less, menggunakan low season, Senin sampai Kamis, dengan package 3A, atraksi, akses, amenitas dalam satu harga, sehingga bisa mengisi di saat low season, yang selama ini di bawah 30% okupansinya," paparnya.
Program itu sukses diawali 2017, dilanjutkan 2018 yang tembus 700 ribu wisman, dan tahun 2019 ini ditargetnya mendapatoan 1 juta wisman.
Sekarang ditambah program Tourism Hub, menjadikan Singapore sebagai hub untuk mengalirkan wisman yang sudah banyak di negara tetangga itu, karena kedekatan jarak dan akses lautnya kuat.
"Istilahnya menjaring ikan di kolam yang sudah banyak ikannya," begitu kata Guntur.
Sementara di digital marketing, juga dilakukan dengan lebih besar dan lebih fokus.
Baca Juga: Soal Tiket Pesawat, Ini Isi Surat PHRI Ke Presiden
"Promosi kita memang lebih banyak di digital, bukan berarti meninggalkan yang konvensional. Mereka tetap dirawat, karena memang masih ada 30% yang masih menggunakan cara lama," ujarnya.
Menurut Guntur, banyak digital selling platform yang juga bekerjasama untuk mempromosikan Wonderful Indonesia, dari Traveloka, Expedia, Booking.Com, Ctrip, dan lainnya. Sedangkan searching menggunakan Google dan Baidu.
Baca Juga: Wakil Ketua PHRI Sudrajat: Kemenpar Sebaiknya Fokus Promosi Ke Negara Besar
Lalu bagaimana strategi Kemenpar dalam menarik wisman?
"Ada tiga strategi yang kami lakukan yakni strategi ordinary, extra ordinary, dan super ordinary," jawabnya.
Strategi Ordinary artinya branding, advertising dan selling. Kedua Extra Ordinary Program seperti pemberian insentif untuk maskapai, terutama yang membuka rute baru.
Kemudian memberi diskon besar besaran saat musim sepi wisatawan atau low season.
Ketiga Super Ordinary dengan menyelenggarakan border tourism akan digiatkan pada 2019, dimana menjadikan Singapura sebagai hub penerbangan ke Indonesia dan pengembangan Low Cost Carrier Terminal (LCCT) alias terminal bandara khusus maskapai budget.
(adh)