Dengan Ojek Online "Anterin" Penumpang Bisa Pilih Pengemudi
Kliknusae.com - Tampaknya kedepan ojek online (ojol) tidak akan didominasi dua pemain besar seperti Grab dan Gojek. Seiring dengan keinginan pengguna untuk mendapatkan pelayanan terbaik dan tepat, maka ojol yang mengerti keinginan pengguna, itulah yang akan dipilih.
Peluang inilah yang ditangkap pemain baru ojol,Anterin. Aplikasi layanan transportasi online ini mengusung konsep berbeda yakni marketplace.
Penumpang dan pengemudi bebas menentukan harga sendiri. Dalam aplikasi driver akan memang tarif sendiri.
Sementara penumpang bebas memilih driver sesuai dengan preferensi masing-masing seperti harga terbaik, driver terdekat, jenis kendaraan hingga jenis kelamin driver.
Di Grab dan Gojek tarif ditentukan sendiri oleh aplikator, mitra driver tidak bisa tentukan tarif sendiri, driver mendapatkan komisi dari jasa yang diberikannya.
Selain itu driver dipilih berdasarkan algoritma yang ditetapkan perusahaan.
"Jadi dengan konsep marketplace itu kami beroperasinya sebagai perusahaan digital platform. Jadi hanya gateway (jembatan) saja," ujar CEO Anterin Imron Hamzah, Jumat (20/9/2019) lalu.
Dengan konsep marketplace ini maka mitra driver Anterin tidak akan diikat dengan ketat. Driver dari Grab dan Gojek dibolehkan bergabung dengan Anterin tanpa perlu memutus keanggotaan dengan dua raksasa ride hailing tersebut.
"Jangan kaget kalau order Anterin tapi yang keluar pakai jaket Gojek atai Grab. Tidak masalah karena konsepnya market place," ujar Imron.
Oiya, sistem kerja sama antara mitra dan aplikator di Anterin adalah berlanganan bukan komisi. Jadi mitra harus menyetor uang sebesar Rp 150 ribu per bulan tetapi semua pendapatan dari order akan menjadi milik mitra driver.
Konsep ini berbeda dengan Grab dan Gojek yang mengusung konsep bagi hasil dari order yang didapatkan. Biasa driver akan dapat 80% dan aplikator 20%.
"Banyak mitra pengemudi tidak satu aplikasi, dua-duanya atau bahkan tiga. Nah salah satu alternatif di kami, salah satu kekuatan kami di jarak jauh, kalau Gojek dan Grab itu pengemudi jam sibuk cari jarak dekat supaya dapat insentif. Anterin jarak jauh tetap dianter karena 100% komisi buat dia," imbuhnya.
Lalu bagaimana reaksi pengguna layanan baru ini?
"Kalau konsepnya begitu,sangat membantu sekali. Kita bisa pilih driver-nya dong. Apalagi kita perempuan, kadang risih juga sih kalau yang bawanya laki-laki saat naik motor," kata Qory, salah satu karyawati perusahaan travel di Bandung.
Sementara itu bagi pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai penantang Gojek-Grab bisa saja bertahan di industri ojol asal tidak mengikuti pakem yang sudah ada.
"Mungkin bisa, tergantung strateginya dia seperti apa. Harus ada terobosan. Kalau ikutin yang sama saya bilang nggak bisa survive," tambahnya.
(adh/cnbci)